Mohon tunggu...
Wening Yuniasri
Wening Yuniasri Mohon Tunggu... Guru - Pelajar kehidupan - Nominator Best in Fiction Kompasiana Awards 2024

Menulislah, maka engkau abadi

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Dag Dig Dug Mendadak Jadi Nomine Kompasiana Awards 2024

23 Oktober 2024   17:55 Diperbarui: 23 Oktober 2024   17:56 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para nomine Best in Fiction Kompasiana Awards 2024. Sumber: Kompasiana.com

Delapan karya artikel utama, aktif menulis belum lama, tiba-tiba dipanggil masuk "stoples warna-warni" Kompasianival 2024: Kompasiana Awards. Seketika badanku melemas! Berkali-kali "hah" tak percaya. Wajah dan namaku terpampang begitu saja. Hei, kamu! Sejak kapan kamu di situ?!

Hari Jumat, 18 Oktober 2024 hampir jam sepuluh pagi, pemberitahuan pesan grup whatsapp KOKOBER yang diasuh kak Billy Steven Kaitjily ramai berdentingan. Pengasuh grup itu malah belakangan mengetahui dan terkaget luar biasa. Tautan pada pesan itu berbunyi Kompasianival 2024. Mengetuknya, langsung diarahkan menuju microsite, menyorot kategori-kategori yang tersedia. Rupanya, Kak Billy masuk dalam nomine Best in Opinion!

Gulung ke bawah, HAH? Saya menemukan foto profil akun Kompasiana, foto berlatar baliho sobek di tepi jalan menanjak menuju gunung. Sejak kapan dia, si kerudung hitam berkacamata itu di situ, dan oh! Ada namanya juga! Saya menjadi senyum-senyum tak karuan karenanya, menemukan wajah dan nama saya tertulis di situ. Bagaimana hal ini terjadi, tentu sistem di balik layar yang bekerja. Semesta Kompasiana dan konstelasinya sedang berkedip-kedip rahasia: kejutan!

Kompasiana.com
Kompasiana.com

Hari Senin, 21 Oktober 2024 siang, sebuah e-mail dari Pengelola Kompasiana masuk mengabarkan bahwa saya termasuk dalam kompasianer nomine Kompasiana Awards 2024 kategori Best in Fiction dan sangat boleh menyampaikan secara tersurat "pilihlah aku". Vote segera! Apakah ini mimpi? Ah, ini terlalu nyata untuk disebut ilusi!

E-mail itu sekaligus menginspirasi saya untuk membuat artikel sederhana mengenai "peristiwa" ini. Tentu hal rinci semacam ini akan terlalu puisi jika ditulis dalam bentuk puisi. Ya, meskipun bisa, hehe.

*

Memasang tulisan pertama baru awal Januari 2024, tepatnya tanggal empat (meski akun "on" sejak 2 Oktober 2022), menulis dua ratusan puisi (tujuh di antaranya golongan headline), beberapa cerpen (sebuah menjadi AU). Maka total semua artikel headline saya hingga pemberitahuan via e-mail itu turun, berjumlah 8 buah. Syukur Alhamdulillah!

Karya-karya tersebut, antara lain:

Tujuh puisi;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun