Mohon tunggu...
Wening Yuniasri
Wening Yuniasri Mohon Tunggu... Guru - Pelajar kehidupan - Nominator Best in Fiction Kompasiana Awards 2024

Menulislah, maka engkau abadi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Menentu Nasib

15 Oktober 2024   15:33 Diperbarui: 17 Oktober 2024   15:47 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di depan sebuah meja panjang
Mantel bungkuk terduduk mengkerut
Pada kursi yang terlalu empuk
Di hadapannya sebuah mangkuk kaca bulat besar

Di dalamnya lipatan-lipatan kertas berkilauan
Terbang bagai kunang-kunang
Pemilik jamuan malam itu menghardik mengejut
Siapa boleh mendikte masa depanmu?

Tuhankah mereka?
Siapa boleh kendalikan keseluruhanmu?
Seketika suaranya yang terpantul-pantul dinding terhenti senyap
Pelipis basah keringat, mantel bungkuk itu

Hanya tarikan napas saja terdengar di situ
Juga degup yang tak menentu
Telunjuk kanannya berkata,
Kau ambil sendiri jawabannya

Jogja, 15 Oktober 2024 | Wening Yuniasri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Duduk Berbincang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun