Mohon tunggu...
Wening Yuniasri
Wening Yuniasri Mohon Tunggu... Guru - Pelajar kehidupan

Menulislah, maka engkau abadi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Membaca Duka Mengeja Luka

14 Oktober 2024   11:33 Diperbarui: 14 Oktober 2024   11:41 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tak ingin membaca duka
Daku melipat senja
Menghardik masuk air mata

Diam-diam dia mengunci
Dirinya menangis sendiri
Membiarkan tiap tetesnya bermuara
Mengalir leluasa pada ceruk bendungannya

Tak ingin mengeja luka
Kubentak pemaafan
Membungkam segala tanya

Baca juga: Rendang dan Tahu

Diam-diam dia murung
Putus asa dia cenderung
Mendorong dirinya di tepian
Berdiri di ujung pengharapan

Dukaku dan lukaku menjadi hardik dan bentakku
Di sunyi ini daku mengaku
Tinggallah bersamaku
Hingga waktu pulihmu

Jogja, 14 Oktober 2024 | Wening Yuniasri

Baca juga: Duduk Berbincang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Alia Membaca

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun