Panas kemarau, katamu, sangat mengesankan
Mengibas leher kaus lusuhmu
Kaus lusuh lebih sejuk, katamu
Pagi yang lalu sebelum kipas angin kau nyalakan
Kapan hujan datang, mengguling-guling badan
Kau berseru menanya awan
Ketika panas menginginkan hujan
Ketika hujan, panas diharapkan
Ibarat mendamba rendang di hadapan tahu;
Rendang tak dapat, tahu tak nikmat
Kepahitan saja dapat dijilat
Cobalah ambil pelajaranmu
Baca juga: Dian dan Bayangannya
Jogja, 13 Oktober 2024 | Wening Yuniasri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Baca juga: Rajutan Malam
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!