Terangkan padaku riwayatmu, orang tua gadis mengaju tanya
Lelaki pada kursi datang atas rekomendasi seorang sepupu jauh
Terlalu jauh sehingga mereka datang berkendara sejak pukul sepuluh
Bahkan Bengawan Solo pun punya riwayat, ya?
Dia pun bernyanyi; riwayatmu kini
Meski kudapan, tuan rumah menawari
Jawaban bagi tanya telah diayun-ayun angin
Berduyun-duyun mengangkut ingin
Bukankah kau juga punya riwayat?
Sebuah latar bagi tegak badan nan sehat,
trengginas menjawab jurusnya lidah silat
pada pertemuan-pertemuan menjegal debat?
Bukankah riwayat demikian penting
bagi keinginanmu melamar?
Atau kau hanya bermain-main?
Keringat berbutiran, muncul pada sela sesak napasnya
Pria dalam rekomendasi
mengulum gugatnya yang hendak keluar
Mengunyah kembali potongan logika
Dalam gumpal tersembunyi
Lebih lembut dan lembut lagi
Riwayat pendidikan, gumamnya
Adakah jalan lain agar resmi pada tingkat setara?
Maka sebuah saran mengambil makna
PKBM, di ujung jalan sana
Jogja, 12 Oktober 2024 | Wening Yuniasri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H