Mohon tunggu...
Wening Yuniasri
Wening Yuniasri Mohon Tunggu... Guru - Pelajar kehidupan - Nominator Best in Fiction Kompasiana Awards 2024

Menulislah, maka engkau abadi

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Mau Ajarkan Kegigihan, Mulailah dengan Bungkus Permen

22 September 2024   07:29 Diperbarui: 22 September 2024   07:38 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Jika Anda masih memberi permen anak Anda yang berusia 3 s.d.5 tahun--meski ahli gizi (mungkin) akan memarahi Anda--tetapi menginginkan kepandaian softskill putra-putri Anda meningkat, coba terapkan cara-cara ini setiap kali mereka meminta Anda membukakan bungkus permen.


Dalam sebuah pertemuan komunitas, entah pertemuan RT, arisan, posyandu, atau acara keluarga, kerap kali orang tua yang mengajak serta putra-putri kecil mereka, akan mengeluarkan benda berkeresek dari saku pakaian atau tas yang mereka bawa. Lazimnya, kemasan tersebut berisi makanan atau yang lebih kecil lagi, pengisi energi paling instan; permen.

Hal yang sering ditemukan pada masyarakat, umumnya, orang dewasa--siapa pun yang disodori oleh anak tersebut--akan membuka bungkus itu secara sempurna, melucuti permen agar anak tersebut dapat langsung memakannya tanpa halangan. Namun pernahkah Anda memikirkan sebuah "keusilan" agar anak tersebut merasa "sedikit" kesulitan?


Menjadi Perancah yang Suportif
Jangan mengira bahwa keusilan yang kita buat akan membuat kita menjadi perundung. Bukan. Niatkan diri kita sebagai bagian dari lingkungan tumbuh anak agar mereka bisa mempelajari sesuatu, sebuah cara bertahan hidup.

Dengan memposisikan diri Anda sebagai teman tumbuhnya, anak akan merasakan aman berada dekat dengan Anda, sebuah sumber terpercaya. Ibarat sebuah proyek bangunan tinggi, Anda adalah perancahnya, scaffold, yang membersama tumbuhnya bangunan tinggi itu. Namun jika Anda mengibaratkan diri sebagai turus ajir, maka mereka adalah pohon tomatnya.

Sebuah Tantangan untuk Ditaklukkan
Bagi anak-anak berusia 3-5 tahun, membuka bungkus permen adalah hal besar yang jauh dari jangkauan kemampuan mereka. Mereka akan berkata "sulit" atau "tidak bisa", lalu menyerahkan pekerjaan mereka pada Anda untuk menyelesaikannya dengan mudah, tanpa hambatan.

Bagaimana jika kita coba dengan cara pandang yang lain bahwa, pada usia mereka tersebut, tantangan itu perlu mereka taklukkan? Bagi anak-anak, dapat menguasai keterampilan baru sama artinya dengan menaikkan kepercayaan diri dan menambah rasa berharga di dalam dirinya. Hal ini di kemudian hari dapat menjadi ruang tumbuh yang nyaman bagi rasa gembira ketika menjalani proses belajar dan bertahan lebih lama --secara gigih--dalam setiap usaha yang mereka lakukan. Mari membuat daftar cek bagi keterampilan-keterampilan baru yang telah mereka kuasai dan rayakan sepenuh hati.

Mencoba Cara Baru
Alih-alih membuka bungkus permen tersebut secara sempurna untuk mereka, bagaimana jika Anda mencoba "cara baru"?

Ketika Anda mendapati sebuah sodoran permen dari anak-anak berusia 3-5 tahun, entah dia adalah putra Anda sendiri, keponakan, atau cucu (putra-putri tetangga atau bahkan murid), Anda dapat rendahkan posisi wajah Anda agar sedikit sejajar dengan wajahnya, supaya dia dapat melihat wajah Anda. Tanyakan padanya, "Sudah tahu caranya?" lalu tunggu jawaban darinya. Jika dia mengatakan belum atau menggelengkan kepala, maka katakan, "Coba lihat, ada tanda 'sobek di sini'". 

Tunjukkan padanya tulisan tersebut dan sobekan kecil di sebelahnya. Gunakan jari telunjuk dan ibu jari untuk membuat gerakan buka-tutup seperti gerakan pada Tarian Baby Shark. Perlihatkan bagaimana cara mencubit, lalu cubit kemasan itu sepanjang maksimal 1cm. Katakan padanya, “coba lanjutkan”. Katakan juga padanya agar berhati-hati supaya hasil robekan kemasan itu rapi dan isi di dalamnya tetap "selamat".

Terapkan cara ini terus-menerus sebagai SOP Membuka Bungkus Kemasan. Tetap observasi anak Anda. Beri centang pada catatan Anda jika dia sudah dapat menguasainya. Tataplah sinar mata anak tersebut dan perhatikan gestur gembiranya. Rayakan keberhasilannya dengan tos, acungan jempol, atau senyuman kebanggaan. Selamat mencoba!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun