Mohon tunggu...
Wening Yuniasri
Wening Yuniasri Mohon Tunggu... Guru - Pelajar kehidupan - Nominator Best in Fiction Kompasiana Awards 2024

Menulislah, maka engkau abadi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Yang Bersemayam

9 September 2024   21:03 Diperbarui: 9 September 2024   21:05 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Angin yang embus ke dalam  candi
Enggan membenci
Tiada keluh sebutnya bibir
Ricik air semayam zikir

Kepada nama angin memanggil
Siapalah akan disapa
Hanya dentang genta
Di ujung rusuk inggil

Siapa nama terbasuh luruh
Cengkeram ego mengendur simpuh
Tiada aku, hanyalah Aku
Satu-satunya arah menuju

Baca juga: Kenangan yang Baik

Jogja, 9 September 2024 | Wening Yuniasri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Memetik Bunga

Baca juga: Menu Sebuah Doa

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun