Pengayoman sebagaimana bapak terhadap anak gadisnya: istana metafora
Delapan belas anak gadis berbaris senyum merahnya
Dikecup bendera sendunya dada
Dipermalukan di depan mata kamera ke seluruh dunia
Apakah mereka Drupadi dilucuti di depan para Pandawa yang kalah berjudi? Istana siapa?
Mengapa istana menginginkan mereka lalu mempermalukan?
Mereka belajar mengabdi, duhai pelajaran yang benar
Demikian pilu pengabdian bagi mereka
Dipatut menarik, dipertontonkan: prestasi membanggakan
Keterpaksaan? Konon sukarela tiada tekanan
Jika kau masih dipaksa lepas tudung, pulanglah, Nak!
Namun jika kau mampu memaafkan
Tetaplah ambil pelajaran
Jogja, 16 Agustus 2024 | Wening Yuniasri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H