Mohon tunggu...
Wening Yuniasri
Wening Yuniasri Mohon Tunggu... Guru - Pelajar kehidupan - Nomine Best in Fiction Kompasiana Awards 2024

Menulislah, maka engkau abadi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menuang Cinta

3 Agustus 2024   14:43 Diperbarui: 3 Agustus 2024   15:24 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Soal menuang cinta, para muda
generasi barusan punya lebih banyak cerita
Mereka saling kasih-mengasihi
sehingga yang lebih tua merasa iri
 
Mereka telah sejak lama diasuh oleh materialisme; orangtua
membiarkan mencumbui layar segenggaman tangan ayahnya,
bukan menggenggam tangannya yang asli
Yang perempuan dibiarkan mendapat umpat teriak,
dari ibu mereka belajar memaki

Maka mereka lelaki-perempuan
Lunas terbayar sebagai guci keramik kosong
Memesona, namun menuang cinta dari wadah mahal itu, sia-sia; bohong belaka
Apakah gandeng tangan, peluk dan ciuman mereka adalah cinta?
Betapa patah hatinya,
mengharap orang lain mengganti keabsenan masa kecilnya

Jogja, 3 Agustus 2024 | Wening Yuniasri

Baca juga: Cinta Diri

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Baca juga: Menuang Definisi

Baca juga: Membuat Surga

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun