Tak segera makan, hidangan
telah sedia: andrawina
Mentari belum jua naik wajahnya
Wanita itu berujar
Sang lelaki melongok beranda
Mengajaknya duduk menjangkau beberapa cahaya
Biarlah, biar, tubuhku mencerna
Bersiap dirinya, hatinya, ususnya,
lambungnya, mendapat bersih diseka seksama
Lelaki itu memandangnya,
berkata, aku menunggu pula
Sebagaimana dirimu menghormatinya
Â
Hidangan andrawina di atas meja
menanti pula dua orang tuan mereka
Baca juga: Cinta Diri
Jogja, 28 Juli 2024 | Wening Yuniasri
Baca juga: Ajaibnya Realita
Baca juga: Mengiringi Malam
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!