Malam datang menjinjing gundah
Melewati perjalanan menembus awan
Dari sisi lain benua
Melangkah ragu pada tiap liku
Lorong kaca garbarata; terbayang sebuah pintu
Dia melihat dirinya mengetuk; menunggu
akankah gagang di sebaliknya
diputar dan terbuka?
Malam dibungkam tanya
Jika masih mungkin sebuah jabat tangan
Kemewahan pengampunan terhadap khilafnya
Tahun-tahun lalu
Silap telah mengacau dia kini penuh racau
Tiap langkah bagai hendak menginjak ranjau
Terengah seok napasnya tiap kali
bermimpi; sesak lagi nyeri
Angin menahan laju, bulan mengamati kikuknya
Ranting-ranting kering, terdiam
Malam terenyak di beranda
Pintu yang akan diketuknya
Di depan mata
Jogja, 31 Maret 2024 | Wening Yuniasri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H