Mohon tunggu...
Weni Lestari
Weni Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - Sederhana, terus belajar memperbaiki diri, memperbanyak amal dan bermanfaat bagi orang lain

sederhana, terus belajar memperbaiki diri, memperbanyak amal dan bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Belajar dari Balitbangnov Sumsel (29 Juli 2011)

2 Oktober 2011   01:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:25 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya tulisan ini udah lama banget ditulis tapi gak pernah inget untuk di kirim ke kompasiana, walaupun gak pernah dibaca yang penting jadi dokumen pribadi aja. Ini cerita perjalanan pertama ketika bekerja di instansi pemerintah setempat.

Begitu tiba di halaman kantor balitbangnov sumsel yang terletak di Jalan. Demang Lebar Daun 4864 Palembang, kami rombongan dari Jambi merasa lega karena kami telah sampai di tempat tujuan. Tampak dari jauh bapak-bapak ibu-ibu tersenyum menyambut kedatangan kami. Mereka menyalami dan mempersilahkan kami masuk dengan ramah. Begitu masuk ke lobi bawah kami disuguhkan pemandangan yang membuat kami terkagum-kagum. Disuatu etalase di sebelah kiri pintu masuk terdapat gantungan kunci yang terbuat dari karet, selain itu juga terdapat sandal, sajadah dan bantal yang terbuat dari sabut kelapa yang diproses sedemikian rupa dengan campuran lateks karet. Disebelah kanan saya melihat ada sebuah boat transportasi air yang sudah di modif atau dikembangkan sedemikian rupa oleh balitbangda Sumsel. Kamipun dipersilahkan naik ke ruang pertemuan yang terletak di lantai 1. Ibu Kaban balitbangda Sumsel pun menyapa dan membuka pertemuan. Kami baru diberi penjelasan bahwa balitbangda sumsel telah berubah menjadi balitbangnov Sumsel beberapa hari yang lalu.

Kaban balitbangnov sumsel yaitu Ekowati Ratnaningsih mengatakan balitbangda telah berubah menjadi balitbangnov karena menurut Kaban yang juga seorang peneliti ini, tidak cukup hanya penelitian dan pengembangan saja tetapi harus ada unsur inovasi dalam setiap melakukan kegiatan, dan pada akhirnya inovasi itu dapat diterima dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Reposisi Lembaga litbang daerah berdasarkan perda no.2 tahun 2011 dan Pergub no 9 tahun 2011 sehingga menjadi Badan Penelitian dan Pengembangan dan Inovasi Daerah. Di Sumatera Selatan sendiri memiliki Sistem Inovasi Daerah yang melibatkan 4 unsur yaitu akademisi, businessman, government and Legislative atau sering disingkat dengan ABGL. Sida ini juga bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing serta meningkatkan industry baru yang pada akhirnya akan memberikan dampak berupa peningkatan ekonomi.

Sumber daya alam unggulan di Sumatera Selatan adalah karet, kelapa sawit, kelapa, kopi, buah, kedelai, hortikultura, ikan, udang, batu bara, dan jarak pagar. Sedangkan industry kreatif berupa pangan dan cinderamata. Selama ini Balitbangnov Sumsel telah banyak melakukan pendekatan maupun kerjasama baik kerjasama nasional maupun kerjasama internasional. Sedangkan untuk publikasi hasil penelitian mereka bekerjasama dengan televisi lokal maupun nasional dalam acara talkshow maupun interaktif.

Contoh implementasi tahun 2010 sida di kota Palembang yaitu industri kreatif serburet. Disini mereka rutin mengadakan focus group discussion (FGD) dengan perangkat kecamatan dan desa, pelatihan tenant calon wirausaha muda, transfer teknologi tepat guna pada masyarakat. Sebagai badan litbangnov yang memiliki tupoksi mengadakan penelitian dan merumuskan kebijakan pemerintah daerah maka litbangnov juga ditopang oleh tenaga fungsional yaitu para peneliti dari berbagai disiplin ilmu. Peneliti di Balitbangnov Sumsel saat ini tercatat sebanyak 18 orang dengan tingkat pendidikan S3 sebanyak 3 orang, S2 sebanyak 4 orang dan S1 sebanyak 11 orang. Jika dibandingkan dengan balitbangda provinsi jambi saat ini hanya memiliki tenaga fungsional sebanyak 7 orang dengan tingkatan pendidikan S2 sebanyak 2 orang dan 5 orang S1. Disini kita tahu Sumber daya manusia kita masih tertinggal dari Sumsel. Seharusnya litbang adalah tempat berkumpulnya akademisi dan peneliti atau orang-orang pintar yang terus berinovasi mengadakan penelitian tanpa melihat adanya kemungkinan kegiatan penelitian bersifat proyek. Ketidaktertarikan pihak luar untuk menjadi tenaga fungsional peneliti juga menjadi factor kurangnya tenaga peneliti.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun