Iklan merupakan strategi pemasaran yang digunakan untuk mempromosikan produk atau jasa kepada khalayak. Melalui berbagai media, seperti televisi, radio, internet, dan cetak, iklan bertujuan untuk menarik perhatian konsumen, menciptakan keinginan, dan akhirnya mendorong pembelian. Pesan iklan seringkali disampaikan dengan gaya kreatif, menggunakan kata-kata persuasif, gambar menarik, atau efek suara yang menggugah. Keberhasilan sebuah iklan dapat diukur dari sejauh mana pesan yang ingin disampaikan berhasil mencapai target audiens dan memotivasi mereka untuk bertindak. Penggunaan elemen visual, narasi yang menarik, dan seringkali humor, menjadi strategi umum dalam menciptakan iklan yang efektif. Â Dengan persaingan yang semakin ketat, iklan menjadi salah satu alat utama bagi bisnis dalam menciptakan branding yang kuat dan meningkatkan penjualan.
Pada artikel kali ini, saya akan membandingkan dua iklan kosmetik yang berbeda berdasarkan paradigma naratif. Sebelumnya paradigma naratif adalah teori yang digunakan untuk memahami bagaimana manusia memahami dunia dan berinteraksi dengan cara menceritakan peristiwa dengan simbol-simbol sebagai cerita yang padu dengan awal, tengah dan akhir. Pada paradigma naratif terdapat beberapa asumsi teori salah satunya adalah manusia pada dasarnya adalah pendongeng. Asumsi teori ini yang nantinya akan menjelaskan iklan yang akan saya paparkan. Terdapat 2 iklan yaitu ikaln Wardah Beauty Indonesia dan iklan Maybelline New York India.Â
Iklan Wardah Beauty Indonesia menceritakan terdapat beberapa perempuan yang merasa tidak percaya diri. Sebut saja mereka A,B dan C. Perempuan A bernarasi bahwa terdapat 'suara' yang menghentikan aktivitasnya saat berada di luar ruangan untuk menghindari terik matahari. Lalu perempuan B bernarasi bahwa ia merasa tidak percaya diri akan hobinya berseni karena omongan orang-orang yang beranggapan kalau seni itu tidak menjanjikan dan hanya untuk kesenangan diri. Dan perempuan C yang ditampilkan sebagai perempuan berhijab. Ia menarasikan bahwa ia tidak percaya diri menggunakan hijab karena omongan orang-orang yang beranggapan bahwa cantik itu hanya lewat tampilan. Pada scene akhir, mereka bernarasi bahwa dengan Wardah mereka dapat menjadi diri sendiri.Â
Pada iklan Wardah ini, Wardah meyakinkan bahwa Wardah dapat menjadi brand kosmetik untuk para perempuan meningkatkan kepercayaan diri mereka. Karena dengan menggunakan Wardah mereka dapat menjadi diri sendiri dan membantu mereka untuk menjadi percaya diri. Wardah memiliki tag line yaitu Wardah, Feel The Beauty. Iklan tersebut dapat dianalisis melalui teori paradigma naratif yaitu isi iklan Wardah ini merupakan sebuah cerita atau narasi yang menceritakan ketidakpercayaan beberapa perempuan di Indonesia. Selain itu sesuai dengan pengertian paradigma naratif yaitu menceritakan peristiwa dengan simbol, terdapat satu scene dimana bernarasi menggunakan simbol. Scene ini terdapat pada perempuan A yang berkata "suara di luar sana, kadang membuat langkah terhenti". Simbol disini yaitu suara yang menyimbolkan omongan orang-orang di luar sana.Â
Iklan kedua yaitu iklan Maybelline New York India. Iklan Maybelline ini mempromosikan salah satu produk lip cream terbaru mereka yaitu Maybelline Super Stay Vinyl Ink. Dalam iklan tersebut Maybelline hanya mendeskripsikan produk mereka secara singkat dan menjelaskan kelebihan produk mereka. Dalam iklan Maybelline hanya berisikan cuplikan-cuplikasn singkat mengenai produk mereka. Berbeda dengan iklan Wardah yang memiliki narasi, iklan Maybelline tidak terdapat narasi yang sesuai dengan pengertian paradigma naratif. Perbedaan pada kedua iklan tersebut sangat terlihat dimana iklan Wardah memiliki narasai berdurasi semenit dan iklan Maybelline yang tidak bernarasi dan hanya beberapa detik saja.Â
Daftar Pustaka:Â
Littlejohn, Stephen W. 2002. Theories of human communication. Seventh edition. Belmont, USA: Wadsworth
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H