Mohon tunggu...
Wendy IrsyadulArkan
Wendy IrsyadulArkan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis berumur 17 tahun

Pecandu oksigen

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kerusuhan Wamena

4 Februari 2020   07:29 Diperbarui: 4 Februari 2020   07:32 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Kerusuhan Wamena

Kerusuhan atau huru hara terjadi kala sekelompok orang berkumpul bersama untuk melakukan tindakan kekerasan, biasanya dilakukan untuk menentang sesuatu ataupun membalas perbuatan yang dirasa menyinggung. 

Faktor utama kerusuhan meliputi kondisi hidup yang buruk, perlakuan semena-mena pemerintah, konflik agama atau etnis, hingga perselisihan kecil seperti hasil pertandingan olahraga. Kerusuhan juga dapat terjadi karena orang yang ingin memecah belah suatu negara akibat dorongan pihak luar. 

Beberapa kasus bahkan menyebabkan korban jiwa, tidak sedikit dari mereka harus meregang nyawa demi menegakkan apa yang mereka anggap benar. Batasan usia juga tidak menghalangi mereka, anak kecil yang tidak mengetahui pokok permasalahanpun dapat terprovokasi untuk melakukan tindakan ini. 

Kerusuhan yang saat itu terjadi bahkan membuat satu negara gentar yaitu kerusuhan di Wamena, kerusuhan ini terjadi karena kesalahpahaman. Awal mula permasalahan ini terjadi di SMA PGRI di salah satu daerah Wamena, saat seorang guru mengajar dan meminta salah satu muridnya untuk membaca lebih keras. Namun siswa tersebut salah mendengar dan mengira gurunya mengucapkan kata "kera" pada dirinya.

Awalnya peristiwa itu tidak menjadi persoalan.

 Persoalan baru muncul pada hari berikutnya yaitu pada sabtu (18/19/2019). Beberapa orang yang marah karena informasi palsu terkait ucapan guru tersebut. Namun kemarahan itu dapat diredam setelah dilakukan klarifikasi yg mengikutsertakan guru tersebut beserta murid-muridnya. 

"Bahkan saat itu mereka sempat bernyanyi bersama-sama dengan murid yang lain karena ada salah satu murid yang berulang tahun, semuanya baik-baik saja tidak ada apa-apa".ujar Taufan. 

Keesokan harinya pada hari Minggu sekolah tersebut diserang sejumlah orang. Lalu pada Senin (23/9/2019) unjuk rasa pun mulai membesar terkait isu pernyataan guru tersebut.

Menurut Taufan, unjuk rasa yang berujung kerusuhan ini mesti di tindak lanjuti karena ada massa perusuh yang bukan warga Wamena . "Sudah diselesaikan disitu kok tiba-tiba bisa meledak ke mana-mana, datang masa dari berbagai penjuru kemudian membakar gedung-gedung, setelah itu timbul kekerasan yang menelan korban jiwa,"Imbuhnya. 

Dugaan penggunaan senjata tajam dan senjata api yang menyebabkan korban tewas dan luka perlu diinvestigasi lebih lanjut karena diduga kerusuhan ini telah direncanakan. Kronologi diatas bersumber dari Komnas HAM di Wamena yang melakukan investigasi disana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun