Mohon tunggu...
Wendy IrsyadulArkan
Wendy IrsyadulArkan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis berumur 17 tahun

Pecandu oksigen

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hanya Cerita

3 Februari 2020   21:17 Diperbarui: 3 Februari 2020   21:19 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Banyak orang yang bilang bahwa masa SMA adalah masa yang paling berkesan bagi remaja, karena masa SMA merupakan fase berkembangnya seorang remaja menjadi dewasa. Di fase inilah setiap remaja belajar melalui pengalaman yang akan merubah pola pikir dan perilakunya. 

Cerita ini dimulai ketika aku melanjutkan pendidikan ku di bangku SMA. Aku bersekolah di SMA Negeri 1 Padalarang,alasanku memilih sekolah ini karena tempatnya yang memang tidak jauh dari rumahku.

Saat itu juga banyak siswa yang ingin melanjutkan pendidikannya ke SMA Negeri 1 Padalarang karena sekolah itu merupakan sekolah yang di favoritkan karena prestasi yang dicapai oleh para Siswa-siswinya, namun sekolahku bukan pula sekolah yang terbaik karena bagiku semua sekolah sama saja. 

Setelah aku diterima di sekolah ini aku mengikuti kegiatan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS). Kegiatan itu berlangsung selama satu minggu dan kami diharuskan untuk selalu hadir dan mengikuti setiap kegiatan yang sudah di selenggarakan, tidak sulit bagiku karena menurutku ini semua cukup menyenangkan, aku mendapatkan teman-teman baru dan mulai terbiasa untuk bersekolah disini

Satu minggu pun berlalu dengan cepat, tibalah hari pembagian kelas yang menentukan aku akan masuk ke jurusan apa. Saat itu aku cukup merasa takut, karena mungkin aku tidak akan masuk ke jurusan yang aku inginkan, namun yang paling aku takutkan adalah mendapatkan teman yang tidak baik padaku,apalagi aku harus tinggal satu kelas bersamanya selama 3 tahun.

Guru pun mengumumkan nama-nama para siswa beserta kelas yang mereka dapatkan. Para siswa asik mengobrol dengan teman-temannya, ada yang mengobrol bersama teman barunya dan ada pula yang memang sudah mengenal satu sama lain, aku sempat mendengarkan pembicaraan mereka dan kebanyakan dari mereka berharap agar bisa mendapatkan satu kelas yang sama, ada yang merasa tegang namun ada pula yang tetap bertingkah santai tanpa mempedulikan sekitarnya. 

Beruntung sekali bagiku karena saat itu aku mendapatkan kelas yang sama dengan teman satu kelasku saat masih SMP. namanya Sandi,dia adalah orang yang berperawakan tinggi namun kurus,dia menjadi teman sebangku ku karena saat itu aku belum banyak mengenal teman-teman baruku, kami memutuskan untuk bersikap terbuka dan mulai berkenalan dengan teman satu kelas yang lain. 

Aku banyak berpikiran negatif ketika melihat wajah teman-teman baruku karena saat itu banyak wajah-wajah yang mencerminkan sifat yang tidak aku sukai, aku mencoba mengingat setiap wajah teman kelasku yang baru meskipun aku belum berani menanyakan nama mereka. 

Wali kelas kamipun memasuki kelas dan mulai memperkenalkan dirinya, dilanjutkan dengan perkenalan dari masing-masing siswa di kelas situ itu. Kami semua diwajibkan berdiri saat memperkenalkan diri kami, aku mencoba mengingat semua nama teman kelasku saat itu namun itu bukanlah hal yang mudah. Meski begitu aku tetap berusaha karena aku yakin meskipun aku tidak bisa mengingat nama mereka sekaligus aku akan terbiasa seiring dengan berjalannya waktu. 

Berhari-hari,berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun tahun kami bersama. Kami mulai mengenal satu sama lain bahkan banyak dari kami mendapatkan sahabat dekat termasuk aku. Ternyata apa yang aku pikirkan berbeda dengan apa yang aku alami, ketika aku melihat teman baruku yang berperawakan tinggi, berkumis, berkulit coklat gelap aku sempat berpikir dia bukanlah orang yang baik, aku sempat berpikir bahwa dialah "preman" Di kelas ini. 

Semua anggapan itu seketika menghilang ketika aku mengetahui sifat aslinya, ternyata dia memiliki sifat yang baik, periang, bahkan mungkin sedikit feminim. Ada pula orang yang terlihat polos dan pendiam namun memiliki sedikit jiwa pemberontak dalam dirinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun