Perkenalan saya pertama kali dengan “Laskar Pelangi” terjadi setelah membaca novel pertama karya Andrea Hirata yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada tahun 2005. Itupun setelah direkomendasikan seorang teman. Maklum, novel yang terkenal pada saat itu adalah “Ayat-ayat Cinta” karangan Habiburrahman El Shirazy dan “Supernova” karangan Dewi Lestari. Ternyata saya tidak rugi membaca genre baru dalam susastra Indonesia ini, yang saat itu sungguh-sungguh menjawab tagline : “Bersama kita bisa”.
Novel ini bercerita tentang kehidupan 10 anak dari keluarga miskin yang bersekolah di sebuah sekolah Muhammadiyah di desa Gantung, Belitung Timur, yang penuh dengan keterbelakangan. Keterbelakangan ini bukannya membuat mereka menjadi putus asa, tetapi malahan membuat mereka terpacu untuk dapat melakukan sesuatu dengan lebih baik. Mereka, Laskar Pelangi - nama yang diberikan oleh guru mereka, Bu Muslimah, karena kesenangan mereka terhadap pelangi - sempat mengharumkan nama sekolah mereka dengan berbagai cara.
Buku ini tercatat sebagai buku susastra yang sangat populer, dibaca lebih dari 5 juta orang dan kini telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dengan judul The Rainbow Troops
Novel laris Laskar Pelangi ini kemudian diadaptasi menjadi sebuah film pada tahun 2008 dengan mengambil judul yang sama. Ini adalah perkenalan kedua bagi saya tentang Laskar Pelangi. Film Laskar Pelangi ini diproduksi oleh Miles Film dan Mizan Production, dan digarap oleh sutradara Riri Reza.
Skenario adaptasi ditulis oleh Salman Aristo dibantu oleh Riri Reza dan Mira Lesmana. Film ini penuh dengan nuansa lokal Pulau Belitong, dari penggunaan dialek Belitung sampai aktor-aktor yang menjadi anggota Laskar Pelangi adalah anak-anak asli Belitung. Lokasi syuting juga di Pulau Belitung dan biaya produksinya mencapai Rp 8 Miliar. Film ini memperoleh beberapa international awards, yaitu the Signis Award pada the Hongkong International Film Festival, the Silver Dolphin Award pada the Festroia International Film Festival, dan the Cinepanza Award sebagai the best film yang dipilih oleh audience pada the Cinepaz 20th Children Film Festival.
Saya berkesempatan untuk melihat lokasi-lokasi yang dipakai syuting ini saat berkemah di Belitung bersama Kwarnas Gerakan Pramuka. Laporannya telah saya tuliskan dalam : Memaknai Revitalisasi Gerakan Pramuka : http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/18/memaknai-revitalisasi-gerakan-pramuka/
Perkenalan saya yang ketiga dengan Laskar Pelangi terjadi setelah menonton Drama Musikal Laskar Pelangi di Taman Ismail Marzuki (TIM) pada libur Natal dan Tahun Baru 2010. Setelah kesuksesan novel dan film Laskar Pelangi itu, maka di awal tahun 2011, Mira Lesmana melalui Miles production bekerja sama denganLink Entertainment, mementaskan drama musikal dari cerita yang sama.
Isi cerita masih sama, dan karena bentuknya adalah drama musikal, maka para pemainnya pun tampil untuk bernyanyi sambil menari. Pemain pun bergantian memerankan tokoh-tokoh yang ada, karena setiap hari, mereka harus tampil dalam 3 kali pertunjukan.
Musikal Laskar Pelangi ini dipagelarkan pada tanggal 17 Desember 2010 sampai tanggal 9 Januari 2011 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dengan pemeran :
- Ibu Muslimah - Lea Simanjuntak, Eka Deli, Dira Suganndi
- Pak Harfan - Chandra Satria, Iyoq Kusdini
- Pak Bakri - Gabriel B. Harvianto, Haikal AFI
- Ikal dewasa - Nino Prabowo, Tanta Ginting
- Lintang dewasa - Ferry Feliepo, Muhammad Bakhesti
Seiring dengan sukses perdana pagelaran Musikal Laskar Pelangi saat libur Natal dan Tahun Baru 2010 ini, diluncurkan pula Album Original Sound Track Musikal Laskar Pelangi
Ost. Musikal Laskar Pelangi merupakan sebuah album musik kompilasi yang dirilis pada tahun 2009 seiring dengan beredarnya film Laskar Pelangi dan diperbaharui pada Pagelaran perdana Musikal Laskar Pelangi Desember 2010. Lagu utamanya di album ini ialah Nasib Tak Akan Berubah dari Ensemble Theater Company Musikal Laskar Pelangi & Lea Simanjuntak.
Daftar lagu
- Ensemble Theater Company Musikal Laskar Pelangi & Lea Simanjuntak - Nasib Tak Akan Berubah
- Anak-anak Laskar Pelangi - Anak Pelangi
- Christoffer Nelwan - Jari-jari Cantik
- Gabriel B. Harvianto, Lea Simanjuntak & Iyoq Kusdini - Sekolah Miring
- Eka Deli & Ensemble Anak-anak Laskar Pelangi - Sahabat Alam
- Teuku Rizki & Ensemble Musikal Laskar Pelangi - Mahar & Alam
- Ensemble Theater Company Musikal Laskar Pelangi - Blues Nasib Tak Akan Berubah
- Dira Sugandi - Hilangnya Harapan
- Hilmi Faturrahman & Ivant Septiawarman - Menanti Ayah, Menanti Lintang
- Hilmi Faturrahman - Salam Perpisahan
- Ensemble Theater Company Musikal Laskar Pelangi - Nasib Telah Berubah
Mengingat sukses pada pertunjukan perdananya di saat liburan Natal dan Tahun Baru itu, maka pada liburan sekolah tanggal 1 sampai tanggal 11 Juli 2011 2011, Musikal Laskar Pelangi ini kembali digelar di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Pada penutupan SEA Games ke-26 di Palembang tanggal 22 November 2011 yang lalu, Musikal Laskar Pelangi ini kembali ditampilkan dengan aransemen baru arahan Kompas Gramedia Production.
Pada liburan Natal dan Tahun Baru 2011 ini, Musikal Laskar Pelangi kembali akan ditampilkan di Hall Rama Sinta, Dunia Fantasi, Taman Impian Jaya Ancol. Timing-nya tepat, karena orang masih mengingat penampilan mereka pada Penutupan SEA Games ke-26 di Palembang dan orang masih terngiang akan sukses Indonesia yang selama ini terpuruk (seperti halnya kisah 10 anak Laskar Pelangi) yang kemudian ternyata mampu mendulang sukses dalam SEA Games ke-26 baru-baru ini. Orang juga masih bemimpi akan kisah sukses Timnas Garuda Muda. Bukankah semangat ini terbetik jelas dalam novel, film dan musikal Laskar Pelangi ??
Pagelaran Musikal Laskar Pelangi di Hall Rama Sinta, Dunia Fantasi TIJA pada tanggal 24 Desember 2011 – 7 Januari 2012. Pertunjukan Senin sampai Kamis akan dikemas satu kali penampilan pada pk. 14.00 – 15.00, sedangkan pada akhir pekan (Jumat sampai Minggu), pagelaran akan dikemas dalam dua kali pertunjukan, yaitu pada pk. 14.00 – 15.00 dan pada pk. 16.00 – 17.00. Pengunjung Dunia Fantasi TIJA tidak perlu lagi membayar tiket pertunjukan untuk menikmati pagelaran ini (alias gratis), padahal saat dipagelarkan di Taman Ismail Marzuki dulu, penonton harus merogoh koceknya dalam-dalam. Oleh sebab itu, jangan lewatkan kesempatan ini. Berikut ini adalah komentar Dr. James Waite dari Kedutaan Besar Selandia Baru, yang saya beri tahu tentang akan digelarnya kembali pertunjukan Musikal Laskar Pelangi di Hall Rama Sinta, Dufan TIJA : “Wow, it’s great. Because through this drama, it will take the audience on a journey through the beauty of childhood friendship, the inspiration of love, and the power of education. Through the artistic Indonesian song and dancing, it will sure to inspire many young people”. Musikal Laskar Pelangi ini merupakan kolaborasi dari duo produser, Mira Lesmana dan Toto Arto, dengan sutradara Riri Reza, lirik lagu dan musik digubah oleh Erwin Gutawa dan Mira Lesmana, koreografi oleh Hartati, tata panggung oleh Jay Subiakto. Pagelaran Musikal Laskar Pelangi ini akan diringi oleh orkestra dengan konduktor Erwin Gutawa. Nama-nama beken ini akan menjadi jaminan perwujudan tagline : “Ayo Indonesia Bisa” Pagelaran kali ini akan digarap ulang sehingga mereka yang pernah menyaksikan pertunjukannya di Taman Ismail Marzuki tidak akan merasa bosan. Koreografi dan bloking panggung akan ditata ulang oleh Hartini, begitu juga dengan visual effects dan multi media serta tata panggung akan dikreasi baru oleh Jay Subiakto. Erwin Gutawa, yang bertindak sebagai musical director akan mengadaptasi pertunjukan musik dan paduan suara sehingga cocok dipertontonkan di Hall Rama Sinta dengan durasi pertunjukan 1 jam. Pagelaran Musikal Laskar Pelangi di Hall Rama Sinta, Dunia Fantasi TIJA pada tanggal 24 Desember 2011 - 7 Januari 2012 ini nampaknya akan mengulang sukses pertunjukan Musikal Laskar Pelangi di Esplanade Singapore pada tanggal 1-2 Oktober 2011 yang lalu.
Maka untuk mendukung suasana perwujudan tagline : “Ayo Indonesia Bisa” itu, akan lebih baik lagi kalau manajemen TIJA melengkapi nostalgia masyarakat akan sukses Indonesia di SEA Games ke-26 itu, dengan memfasilitasi RENANG PERAIRAN TERBUKA di Pantai Ancol, VOLLEY PANTAI di pesisir pantai Ancol (mulai dari pantai Putri Duyung sampai Pantai Carnival), SEPATU RODA di Ecopark, PENCAK SILAT, VOVINAM, YUDO, KARATE dan WUSHU di arena Pasar Seni. Sehingga sekali tepuk, dua tiga pulau terlampaui : pengunjung banyak, keramaian semarak dan inspirasi dari Laskar Pelangi tercapai. AYO INDONESIA BISA.
Facebook : http://www.facebook.com/profile.php?id=100000979464756
Twitter : https://twitter.com/#!/wendierazifs
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H