Mohon tunggu...
Wendie Razif Soetikno
Wendie Razif Soetikno Mohon Tunggu... profesional -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Wendie Razif Soetikno, S.Si., MDM.\r\n\r\nAlumni AIM (Asian Institute of Management), Philippines (MDM 99). Alumni S-1 Kimia IPB (Nrp G26.1748). Alumni D-3 Kimia IKIP Malang (Nrp 24416). Alumni SMA St. Maria, Jl. Raya Langsep No.40 Malang. Alumni SMP St.Josef, Jl.Brigjen Slamet Riyadi No.58 Malang. Alumni Sd St.Josef, Jl.Semeru No.36 Malang\r\n\r\n \r\n\r\n\r\nBlog1 : http://menatapfajar.blogspot.com\r\nBlog2 : http://putrafajar-putrafajar.blogspot.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menguak Insiden dalam Peluncuran Buku George di Doekoen Coffee

30 Desember 2009   16:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:42 923
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Siang tadi, Rabu tanggal 30 Desember 2009, telah terjadi insiden keributan antara George Junus Aditjondro (penulis buku Membongkar Gurita Ckeas di Balik Skandal Bank Century) dengan Ramadan Pohan (Pemred Jurnal Nasional – Anggota Komisi I DPR dari Partai Demokrat) pada saat peluncuran buku Membongkar Gurita Ckeas di Balik Skandal Bank Century di Doekoen Coffee.

Dalam ruangan yang penuh sesak sampai tamu melimpah keluar itu, para pembicara : Bambang Susatyo, Adhie M. Massardi, Ray Rangkuti, Kastorius Sinaga dan Permadi, umumnya mendukung isi buku itu.Sebagai penyanggah adalah Andi Arief (Staf Khusus Presiden SBY) yang sedang ditunggu-tunggu kehadirannya.

Ramadan Pohan yang datang sedikit terlambat, terlihat berdiri di belakang, padahal Ramadan tidak diundang.Ketika ditanya : “Apakah Ramadan hadir atas nama Andi Arief ”, dia menjawab : “Ya”.Maka oleh moderator acara : Boni Hargens, Ramadan dipersilahkan duduk di depan, bersama para nara sumber yang lain.

Awalnya dimulai dari pertanyaan bisik-bisik Kastorius Sinaga ke Ramadan Pohan disaat pembicara lain sedang memaparkan gagasannya : “Apakah betul terima dana BankCentury?” Jawaban Ramadhan Pohan yang terdengar oleh George J. Aditjondro rupanya mulai memanaskan George.

Saat diberi kesempatan berbicara, Ramadan langsung mengutarakan klarifikasinya."Bung George, di buku itu anda berhalusinasi, berinsinuasi, membayang-bayangkan seolah-olah ada dana talangan Bank Century yang masuk ke Jurnal Nasional," kata Ramadan tajam. Belum sempat Ramadan bicara langsung, George langsung berteriak, "Anda bohong. Tidak benar itu," kata George sengit. Kata George, tidak ada di halaman manapun di bukunya yang mengungkapkan sebagaimana yang dituduhkan Ramadan.

Selain menggugat isi buku, Ramadan juga mengungkapkan pernyataan George di stasiun Metro TV yang mengatakan ada aliran Bank Century ke Jurnal Nasional. "Saya punya rekamannya," kata Ramadan. Pernyataan Ramadan ini langsung dibantah George. Dia mengatakan tidak ada pernyataannya di stasiun TV seperti yang dituduhkan Ramadan.

Suasana langsung menegang. Di ruangan itu beberapa orang bersaut-sautan. Saat itulah George yang duduk di kanan Ramadan mengibaskan buku ke bagian muka Ramadan.

Oleh sejumlah orang, Ramadan langsung diusir. Dia terpaksa pulang sebelum acara selesai.

(Sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/2009/12/30/brk,20091230-216405,id.html)

Klarifikasi:

Setelah melihat tayang ulang METRO HARI INI yang disiarkan Kamis sore, tanggal 24 Desember 2009 ternyata George J. Aditjondro hanya mengatakan bahwa Jurnal Nasional menerima dana dari Budi Sampoerna. Sejak tahun 2006, Budi Sampoerna telah mengucurkan dana sebesar Rp. 150 milyar ke Jurnal Nasional.TIDAK ADA KATA-KATA GEORGE BAHWA JURNAL NASIONAL MENERIMA DANA BANK CENTURY

(Sumber : )

Padahal dalam acara TV One, Senin sore tanggal 28 Desember 2009, Ganjar Pranowo (Pansus Angket DPR) malahan menyebut bahwa data aliran dana Century yang diberikan oleh PPATK ke Pansus Angket DPR malahan lebih dahsyat dari buku George Junus Aditjondro itu

Kesimpulan :

(a) Ramadan tidak diundang hadir dalam acara peluncuran buku ini.

(b). Ramadan bohong bahwa dia datang mewakili Andi Arief .

(c) Ramadan benar bohong soal tayangan METRO HARI INI yang disiarkan Kamis sore tanggal 24 Desember 2009 – George tidak pernah mengatakan bahwa Jurnal Nasional terima dana Bank Century, tapi terima dana dari Budi Sampoerna.

(d) Rupanya Ramadan belum pernah membaca buku George itu

(e) Ramadan memprovokasi George, sehingga George terpancing untuk mengibaskan buku ke bagian muka Ramadan

(f) Tidak ada luka di wajah Ramadan, jadi pernyataan Ramadan bahwa mata kirinya terluka adalah lebay.Apakah pengurusan visum ke RS Jakarta dan RS Mata Aini itu direncanakan untuk mengajukan gugatan perdata ke George, kalau begitu, mari kita kumpulkan lagi koin peduli George

Buku George ini sebenarnya hanya merespons ketidak percayaan publik soal dana kampanye SBY-Boediono.Dana kampanyenya yang dilaporkan ke KPU itu hanya Rp. 232 milyar, padahal dana kampanyenya itu seolah tidak ada habisnya, tak terbatas.

Crew AN-TV pada Berita Petang, Senin tanggal 28 Desember 2009 mencoba menelusur salah satu penyumbang besar dalam dana kampanye yang tercatat di KPU yaitu PT Wahana Rekatekindo yang pada tanggal 17 Juni 2009 menyumbang Rp. 2 milyar (yang dipecah dalam dua satuan : Rp.1,5 milyar dan Rp. 500 juta).Ternyata alamat kantornya adalah rumah kumuh dan direksi yang dikontak per telepon, tidak tahu menahu soal sumbangan itu

Kenyataan ini menambah panjang keanehan peri laku anggota Partai Demokrat :

1.Soal Ruhut

a). Ucapan Ruhut Sitompul yang melecehkan etnis Arab

Ini link-nya

b). Ucapan Ruhut Sitompul bahwa ada dua mantan menteri yang membiayai demonstrasi menuntut Wakil Presiden Boediono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk mundur. Informasi ini, menurut Ruhut, berdasarkan informasi Badan Intelejen Negara

Ini link-nya

c). Ucapan Ruhut Sitompul : “Tidak ada kaitannya SBY dan Demokrat dengan aliran dana Bank Century. Kalau ada, potong kuping Ruhut Sitompul,” ujar anggota Komisi III ini kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (20/11).

Ruhut juga menyayangkan munculnya hak angket Bank Century yang diusahakan oleh sejumlah anggota DPR. Ruhut menilai belum saatnya menggunakan hak angket terkait hal tersebut.

Ini link-nya

d). Lalu lagi-lagi Ruhut singgung etnis China dan Arab

Ini link-nya

e). Lalu beredar foto skandal Ruhut Sitompul

Ini link-nya

2.Kasus Prita :

Kasus Prita adalah upaya pelemahan masyarakat madani (civil society) secara sistematis
a). Kasus Prita timbul akibat penerapan pasal 27 ayat 3 UU ITE (UU Informasi dan Transaksi Elektronik = UU no. 11 tahun 2008) : UU ini merupakan usul inisiatif Departemen Perdagangan jaman KIB I (bukan usulan DPR). UU ini menyalahi prinsip transparansi dan akuntabilitas

b). Dengan UU ini dimaksudkan agar publik tidak bisa memprotes layanan publik yg buruk. Jadi kalau kita mengeluh layanan PLN yg byar pet ini, kita bisa senasib dgn Prita. Juga layanan bank yg buruk. Jadi pemrotes skandal Bank Century sebenarnya bisa dijerat dengan pasal ini pula

c). Disamping Prita, ada 23 aktivis anti korupsi yg sudah ditahan karena dijerat dgn pasal 27 ayat 3 UU ITE ini, karena melaporkan aneka kasus korupsi dan digugat balik dengan pencemaran nama baik koruptornya

d). UU ini ada pasangannya,yaitu keinginan SBY untuk memasung transparansi dan akuntabilitas, juga diajukan oleh KIB I (Dephan - bukan DPR) yaitu RUU Kerahasiaan Negara
Melalui RUU ini akses publik ke rekening 401 (APBN) menjadi tertutup dan malah dapat dipidanakan. Begitu juga akses publik ke program dan anggaran departemen atau lembaga negara, akan tertutup dan bisa dituduh membocorkan rahasia negara dan dapat dipidanakan.
Meskipun RUU Kerahasiaan Negara ini berhasil digagalkan (dengan surat 70 tokoh nasional ke SBY), namun Dephan KIB II mau mengajukannya lagi dalam Prolegnas 2010

e). Prita dihukum oleh produk hukum Departemen Perdagangan KIB I (UU no.11 tahun 2008 atau lebih dikenal sebagai UU ITE pasal 27 ayat 3) UU ini bukan usulan DPR lho… lalu sekarang mereka pula yang ramai-ramai mendompleng pengumpulan koin untuk Prita (lihat ulah menyolok Fraksi Partai Demokrat DPR yg mengumpulkan uang (bukan koin lho) sampai Rp.50 juta) … padahal pencemaran nama baik itu dianggap tidak ada hubungannya dengan dunia perdagangan, tapi siapa-siapa yang ngotot saat itu ? … sekarang mereka cuci tangan, cuci kaki, pura-pura bersih

Kesaksian Roy Suryo (anggota DPR dari Partai Demokrat) malahan memberatkan Prita. Atas dasar kesaksian Roy Suryo (Partai Demokrat) itulah Prita dikenai hukuman perdata : denda Rp. 204 juta
Ini link-nya


3. Kasus Bank Century

Keanehan Peri Laku Partai Demokrat di Pansus Angket Century ini sudah saya tulis di KOMPASIANA ini juga

Ini link-ny



4. Mungkin keanehan peri laku anggota Partai Demokrat ini dipicu oleh peri laku Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat

Simak artikel : PRESIDEN BINGUNG ATAU DIKADALIN? di KOMPASIANA ini juga ?
Ini link-nya :


Sebenarnya artikel PRESIDEN BINGUNG ATAU DIKADALIN? itu ada pasangannya di KOMPASIANA ini juga, yaitu : MENELISIK ALIBI PRESIDEN SBY DALAM SKANDAL BANK CENTURY

Simak ini : MENELISIK ALIBI SBY DALAM SKANDAL BANK CENTURY
Ini link-nya


Jadi pertanyaan rakyat ke SBY sekarang ini adalah : DIMANA ANGGODO SEKARANG ?

Padahal dalam Sidang Terbuka MK tentang pemutaran rekaman percakapan telepon antara Anggodo dengan petinggi Polri dan Kejaksaan Agung, nama Presiden SBY disebut berkali-kali oleh Anggodo ….biasanya SBY langsung bereaksi : membuat konperensi pers dan langsung melaporkan pencemanran nama baiknya ke Polri …ini kok slow…slow..

Sudah pesan RBT (ring back tone) Anggodo untuk HP anda : …TAK PATENI …

Dalam karikatur KOMPAS Minggu tanggal 27 Desember 2009 digambarkan Anggodo menaiki dan mengendalikan “buaya” …. sakti betul ya

Ini sesuai dengan demo dalam rangka memperingati Hari Anti Korupsi se-dunia yang digelar di seluruh Indonesia pada tanggal 9 Desember 2009 : PATUNG ANGGODO YANG BERSERAGAM POLRI BERBINTANG 4 (JENDERAL POLISI) DENGAN PANGKAT ATASAN KAPOLRI, DIARAK BERAMAI-RAMAI OLEH RAKYAT

Masih ingat Ayin yang rekaman percakapan teleponnya nampak bisa mengatur petinggi Polri dan Kejaksaan Agung juga.Arthalyta (Ayin) ini digambarkan sebagai ATASAN JAKSA AGUNG dan STAF KHUSUS PRESIDEN (Ayin : Panitia pada pernikahan putera SBY)

Ini link-nya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun