Stasiun Kereta
Malam tak terlalu ramai, didepanku diantara pagar besi ia menunduk, seolah-olah memberitahu kita ini sama terbuat dari tanah. Lalu aku menatap tanah, dibawah sepatu-sepatu itu dimana kaki-kaki biasa melangkah.
Kapal-kapalan
Kereta melaju malam melagu
Di jalanan bulan terang
Aku tebus seribu bintang
Untuk kau yang hilang pandang
Menanti
Stasiun depan kereta berhenti
Aku bawakan kapal-kapalan
Adakah mau? bisiknya pelan
Malam membujuk merayu
Kita berdua lalu tersipu malu
Lodaya MalamÂ
Kerudungmu biru membentuk di mataku
Menembus kaca jendela Kereta
Aku menggebu tertahan waktu
Sekali lagi tanggal
Ini Kata-kata hanya tinggal
Menderu
Hingga jauh kereta berlalu.