Sulis (narasumber) pria lajang yang tamatan SMA ini berprofesi menjadi seorang pedagang yang menjual dagangannya diemperan Malioboro. Saat ini dia berumur dua puluh enam tahun, yang mengaku telah berjulan di emperan Malioboro selama kurang lebih tujuh tahun. Sulis bekerja menjual jam tangan dan asesoris seperti gelang dan kalung. Sulis yang berasal dari Kulon Progo ini datang ke kota Jogja mengakuuntuk mengikuti atau meneruskan jualan milik kakaknya ini “dari pada menganggur dirumah mending saya bekerja, lumayan juga untuk biaya kehidupan sehari-hari” ujarnya. Ketika saya bertanya “mengapa tidak memilih sekolah saja dari pada berjualan seperti ini, dan mengapa barang dagangan yang anda ingin jual adalah jam dan asesoris, tidak adakah yang lain yang mungkin dapat menghasilkan uang lebih besar ?” , “saya hanya ikut kakak saya saja untuk menjualkan dan menunggu barang dagangan kakak saya ini, dari pada saya hanya diam saja dirumah, lebih baik saya membantu kakak saya, lumayan juga bayarannya bisa untuk biaya sehari-hari” jawabnya.
Sulis mengaku untung yang di dapat dari hasil penjualan jam dan asesoris itu cukup lumayan. Baginya hasil yang di dapatkan dalam sehari cukup besar, belom lagi ketika ada seperti hari-hari tertentu misalnya pada hari menjelang hari raya Idul Fitri, penghasilan dari berjualan bisa lebih berkalilipat, beda dengan hari-hari yang biasa. Penghasilan dihari biasa mencapai empat ratus ribu rupiah sampai lima ratus rupiah. Dan ketika menjelang hari raya biasanya sehari bisa mencapai hingga satu juta rupiah per harinya. Dan laba yang di dapatkan menurut Sulis banyak. Selama sehari sulis hanya berjualan selama kurang lebih sepuluh jam per hari, dan tergantung dengan keramaian para pengunjung yang berdatangan di Malioboro, ketika pengunjung di Malioboro terlihat ramai bisa saja jam berdangang Sulis ditambah. Sulis juga mengaku ia mendapatkan pasokan jam dan asesorisnya karna ada lagi pedagang di atasnya yang disebutnya gudang grosiran.
Sulis hanya mengandalkan kemampuannya berbicara untuk menarik pelanggannya. Selama Sulis bekerja menjaga dan menjual dagangan disana ia mengaku senang menjalankan pekerjaannya yang ia geluti saat ini. Ia merasa seperti tidak ada beban dalam menjalankan pekerjaannya. Menurutnya pekerjaan apapun jika cara mendapatkannya dan cara menjalankannya secara jujur dan halal, semua pekerjaan akan terasa ringan, walau sebenarnya ada banyak tanggungan dalam hidupnya. Menurutnya ketika kita menjalankan sesuatu dengan tulus dan juga dengan ikhlas akan lebih terasa “enteng” dalam masalah atau pun dalam kesulitan yang lainnya. Semangatnya pun patut kita contoh, giatnya ia kerja pun patut kita beri penghargaan. sulis mengatakan “saya semangat melihat orang-orang bekerja untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, jadi saya ya harus giat dalam bekerja jika saya menginginkan sesuatu, saya tau itu tidak mudah, makanya saya sabar dan harus ikhlas, kadang saya juga mengeluh cuman sesaat sih”.
Seperti yang kita tau juga memang hidup ini berat untuk menjalaninya, bukan hanya Sulis kita pun pasti merasakannya. Kita kembalikan lagi kepada apa yang seharusnya kita kembaikan, kepada Allah Tuhan yang Maha Esa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H