Mohon tunggu...
Wempie fauzi
Wempie fauzi Mohon Tunggu... Penulis - Bekas guru

Bekas gurru yang meminati sejarah serta politik

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Di Depan Prabowo dan Xi Jinping Menko Airlangga Tandatangani Kerjasama Blue Economy dengan China

10 November 2024   12:06 Diperbarui: 10 November 2024   12:10 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejumlah kesepakatan bidang ekonomi dan perdagangan ditandatangani Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Menteri Perdagangan China Wang Wentao. Penandatanganan Bidang-bidang yang disepakati tersebut antara lain dalam bentuk  Memorandum of Understanding (MoU) tentang Deepening Blue Economy Cooperation itu. Kesepakatan itu disaksikan langsung oleh  Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden RRT Xi Jinping di sela-sela pertemuan bilateral antara kedua Kepala Negara di Great Hall of the People di Beijing, RRT pada Sabtu (9/11/2024).

MoU atau nota kesepahaman  Blue Economy itu mencakupi beragam sektor dengan maksud dan tujuan untuk memanfaatkan energi laut terbarukan secara berkelanjutan, pengelolaan Perikanan dan Akuakultur, Pariwisata Maritim, Inovasi, dan Kerja sama Industri.

Secara operasional, kerjasama yang akan dilakukan mencakup industri hilirisasi produk kelautan seperti pengolahan makanan laut dan biofarmasi kelautan, serta kerja sama industri pembuatan dan perbaikan kapal, transportasi laut, pembangunan dermaga dan pelabuhan. Kesapakatan ini juga akan menjadi dasar bangun kerjasama kedua negara di bidang pariwisata, liburan bahari selain juga dalam  pengembangan sumber energi bersih seperti: fotovoltaik, tenaga angin, tenaga pasang surut, maupun jaringan transmisi antar pulau.
"Nota kesepahaman ini menjadi penegas adanya komitmen kuat kedua negara dalam kerjasama bidang Blue Economy. Bagi Indonesia, ini menjadi sangat penting karena letak geografisnya yang negara kepulauan, sedangkan China adalah negara dengan perkembangan teknologi kelautan yang sangat cepat di dunia, seperti pada industri pembuatan dan pembangunan kapal, biofarmasi laut dan merupakan salah satu negara asal wisatawan kelautan terbesar bagi Indonesia", kata Menko Airlangga.

Dari implememtasi kesepakatan ini diharapkan adanya nilai tambah khususnya dari produk jasa sektor kelautan Indonesia. "Ini tak lain karena posisi laut bagi Indonesia yang proporsinya lebih luas dari daratan berpotensi untuk menjadi akselator peningkatan pertumbuhan ekonomi. Ini juga menempatkan sektor kelautan punya fungsi strategis dalam mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen, sebagaimana ditargetkan oleh Presiden Prabowo. Kerja sama dengan RRT dapat menjadi langkah awal untuk memanfaatkan potensi dari laut nusantara", ungkap Menko Perekonomian.

Dengan MoU ini juga, kedua negara sepakat melakukan percepatan dalam transisi menuju ekonomi hijau rendah emisi berupa peningkatan investasi dalam teknologi hijau maupun promosi inovasi teknologi kelautan, green carbon, serta upaya rendah emisi. Selain itu,  nota kesepahaman ini turut  melibatkan Pemerintah Daerah, Sektor Swasta, Lembaga Penelitian, Lembaga Keuangan, dan pelaku bisnis, untuk menjajaki berbagai peluang kerja sama antara kedua negara. Dengan kesepakatan yang ada, diharapkan kontribusi sektor ekonomi kelautan bisa lebih mengemuka serta lebih besar dalam sumbangannya kepada pertumbuhan ekonomi dan PDB Indonesia, khususnya dalam mengejar target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% pada tahun 2028 dan 2029.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun