Mohon tunggu...
Wempie fauzi
Wempie fauzi Mohon Tunggu... Penulis - Bekas guru

Bekas gurru yang meminati sejarah serta politik

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Airlangga Hartarto Bicara Konsistensi Pemerintah dalam Optimalisasi Transformasi Digital

20 Agustus 2024   16:31 Diperbarui: 20 Agustus 2024   16:34 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  Jumlah penduduk Indonesia yang tercatat sebanyak 270 juta jiwa adalah tambang besar bagi pengembangan industri teknologi baru seperti Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI).  Apalagi  Datareportal 2023 menyebut jika total pengguna internet Indonesia saat ini telah mencapai 212 juta yang dalam rinciannya seperti penetrasi internet tercatat sebesar 77%, 167 juta  adalah pengguna media sosial, dengan 353 juta sambungan seluler aktif.  Maka Tidak heran jika proyeksi pendapatan dalam PDB nasioanal dalam pemanfaatan AI di Indonesia akan menjadi penyumbang tidak kurang dari  12%  atau sebesar USD366 miliar pada 2030 nanti.

"Dengan jumlah 2.646  start-up  yang ada saat ini, maka posisi Indonesia ada peringkat 6 dunia yang dalam rinciannya  terdiri da 15 Unicorn dan 2 Decacorn.  Sehingga dengan gambaran tersebut bisa dikatakan Indonesia  siap untuk menjadi pemain utama di era Artificial Intelligence," tutur Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta Selasa (20/8/2024).

Posisi sebagai pemain dunia ini kian terbuka, mengingat sektor industri telah mengadopsi 56% AI, sehingga dengan generative AI, kontribusinya akan mencapai angka USD4,4 triliun per tahun pada ekonomi global. Meski pada sisi lain, Indonesia secara laporan  Global AI Index 2023  ada di peringkat  peringkat ke-46 dari 62 negara. Indonesia perlu meningkatkan pembangunan infrastruktur digital untuk menjawab berbagai tantangan dalam pengembangan AI.


Tantangan atas posisi yang ada saat ini tersebut tak lepas dari belum meratanya akses ketersediaan internet di Indonesia, utamanya luar pulau Jawa. Saat ini rata-rata kecepatan Broadband Indonesia baru mencapai 28,8 Mbps untuk fixed broadband (peringkat ke-8 di ASEAN) dan 24,6 Mbps untuk mobile (peringkat ke-9 di ASEAN). 

Guna mengatasi ketertinggalan itu, sejumlah proyek telah dibuat pemerintah seperti membangun jaringan fiber optik Palapa Ring sepanjang 12.100 km yang telah menghubungkan 57 kab/kota di Indonesia, BTS di 1.600 titik seluruh Indonesia, dan satelit multifungsi Satria-1. Pemerintah juga akan membangun pusat data di wilayah Batam, IKN, dan Jabodetabek.

Selain potensi tersebut, jumlah tenaga kerja bidang IT yang dibutuhkan Indonesia hingga tahun 2030 mendatang tidak kurang dari 9 juta. Terlepas dari jumlah lulusan sekolah bidang ini yang terus meningkat, namun tingkat permintaan mereka yang paham TI tumbuh lebih cepat dari pasokan tenaga yang ada.

Dengan kondisi dan prediksi tersebut, pemerintah giat mendorong munculnya inisiatif pengembangan talenta digital, seperti "Program Literasi Digital Nasional Indonesia Makin Cakap Digital". Tema-tema pelatihan digital juga disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan yang ada saat ini, seperti Big Data Analysis, Cybersecurity, Internet of Things, Cloud Computing, Artificial Intelligence, Augmented Reality, Virtual Reality, Machine Learning, Programming Coding, serta Digital Entrepreneurship.

Agar lebih dalam saat diimplementasikan, maka kerjasama dengan berbagai universitas dan perusahaan, baik nasional maupun internasional perlu terus dilakukan. Ini sejalan dengan langkah yang telah diambil pemerintah dalam mendukung terjadinya tranformasi digital serta pengemangan AI itu. 

Salah satunya adalah dengan  adanya rancangan Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial Tahun 2020-2045 sebagai arah kebijakan teknologi AI nasional. Termasuk juga peluncuran  Strategi Nasional Ekonomi Digital pada Desember lalu yang salah satu pilarnya berfokus pada riset, inovasi, dan pengembangan ekosistem AI yang baik di Indonesia. 

Pemerintah juga telah mengeluarkan Surat Edaran tentang Etika Kecerdasan Artifisial untuk memastikan pemanfaatan teknologi ini seimbang dan bertanggung jawab. "Nah tentunya keberlanjutan (dukungan) Pemerintah pada transformasi digital dipastikan dengan memasukkan anggaran tematik "Pembangunan Infrastruktur dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi" di RAPBN 2025 yang nilainya sebesar Rp400,3 triliun," ujar menko Airlangga.

Beberapa fokus bidang anggaran TIK di antaranya yaitu penyediaan akses internet di 36.830 lokasi layanan publik (akumulatif) dan operasional satelit multifungsi SATRIA-1 sebesar 150 Gbps.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun