Mohon tunggu...
Wempie fauzi
Wempie fauzi Mohon Tunggu... Penulis - Bekas guru

Bekas gurru yang meminati sejarah serta politik

Selanjutnya

Tutup

Money

Pemerintah Ingin Ekonomi Hijau Stabilkan Pertumbuhan Ekonomi Jangka Panjang

4 Juli 2024   17:12 Diperbarui: 4 Juli 2024   17:22 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia tidak bisa hanya mengandalkan pertumbuhan kepada brown economy dalam memenuhi target pertumbuhan sebesar sebesar 6%-7% untuk menuju Visi Indonesia Emas 2045. Indonesia  harus menerapkan strategi lain sebagai penopangnya seperti pembangunan ekonomi circular, ekonomi hijau  atau juga blue economy. Strategi sebagai bagian dari transformasi untuk penerapan ekonomi hijau berkelanjutan tersebut juga harus seimbang dengan aspek ekonomi,lingkungan sosial yang juga sejalan dengan  SDGs, Paris Agreement, Visi Indonesia Emas 2045, serta mampu mencapai target Net Zero Emissions (NZE) di 2060.

"Dalam jangka panjang penerapan ekonomi hijau tersebut secara proyeksi akan mampu menstabilkan  pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22% hingga 2045, mengurangi emisi sebesar 86 juta ton CO2-ekuivalen, dan menciptakan hingga 4,4 juta lapangan kerja," jelas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto  saat berbicara secara virtual  pada pembukaan Green Economy Expo 2024, yang mengangkat tema "Advancing Technology, Innovation, and Circularity", di Jakarta, Rabu (3/7/2024).

Dengan demikian, posisi ekonomi hijau adalah unsur penting guna perwujudan transformasi ekonomi menuju negara berpendapatan tinggi setara dengan negara maju, dan keluar dari middle income trap. Apalagi dari ekonomi hijau tersebut juga menghadirkan dua peluang yang dapat dimanfaatkan.

Pertama, transisi ekonomi yang sedang berjalan tetap beroperasi. Seperti sektor energi yang jalan transisinya dilakukan  penerapan energi baru dan terbarukan, seperti energi surya, angin, hidro, dan biomassa. "Selain itu, pengurangan emisi karbon PLTU dalam bentuk kombinasi dr amonia dan Carbon Capture Storage (CCS). Untuk seterusnya, ekosistem EV atau e-mobility perlu terus didorong dan ini tentunya mengurangi emisi Gas Rumah Kaca akibat pembakaran BBM," ungkap Menko Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar ini.

Dalam hal praktik  ekonomi hijau dan sirkular, keduanya akan membantu industri di Indonesia punya daya saing dalam aspek keberlanjutan. Proyek ini sendiri sudah berjalan, dimana tidak kurang dari 152 perusahaan telah memegangang Sertifikat Industri Hijau,  dan jumlahnya diharapkan terus bertambah. Sertifikat tersebut punya manfaat ekonomi berupa penghematan  energi senilai Rp3,2 triliun per tahun dan penghematan air senilai Rp169 miliar per tahun.

Kedua,  munculnya pusat pertumbuhan ekonomi baru melalui pengembangan sektor dan aktivitas sirkular yang inovatif, termasuk industri berbasis sumber daya alam hayati berkelanjutan atau bio-ekonomi, ekonomi biru, dan industri pemanfaatan limbah.

Airlangga bercerita bahwa Indonesia dengan status salah satu negar  megabiodiversity, industri bio-ekonomi di Indonesia sangat berpotensi untuk terus dikembangkan.  Untuk itu telah ada 22 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan jumlahnya akan terus bertambah serta didorong mengadopsi prinsip ekonomi hijau dan ekonomi sirkular, sehingga dapat diakui secara luas dan mendatangkan investasi hijau.

Pada bagian lain, saat ini telah banyak hadir startup  maupun  bisnis baru  dengan corenya pada  penerapan prinsip 9R ekonomi sirkular, yaitu Refuse -- Rethink -- Reduce -- Reuse -- Repair -- Refurbish -- Remanufacture -- Recycle -- Recover.  Semuanya adalah wujud inovasi kalangan muda kreatif yang bisa melihat kesempatan dan peluang dari jurang antara  implementasi ekonomi sirkular dan ekonomi hijau.

"Di sini UMKM juga bisa berperan sebagai aktor untuk ekonomi sirkular tersebut. Contohnya,  bisnis reparasi, pengumpulan barang elektronik bekas, dan bisnis daur ulang limbah. Baik startup maupun UMKM memerlukan dukungan pendampingan dan pendanaan untuk pengembangan bisnisnya agar dapat tumbuh besar dan berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional," tutup Menko Airlangga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun