Indonesia dan Singapura telah lama menjalin kerjasama secara erat di berbagai sektor. Tingkat kerjasama tersebut ada di berbagai bidang dan diantaranya ada dalam payung inisiatif Indonesia--Singapore Six Bilateral Economic Working Groups (MM 6WG). Forum yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto bersama dengan Deputi Perdana Menteri Singapura Gan Kim Yong bertujuan untuk peningkatan kerjasama bilateral antar kedua negara. Pertemuan yang bertajuk Ministerial Meeting of Indonesia--Singapore Six Bilateral Economic Working Groups (MM 6WG) adalah agenda rutin tahunan pertemuan tingkat menteri dalam ruang lingkup kerjasama ekonomi bilateral antara Indonesia dan Singapura.
 "Saya menyampaikan rasa terima kasih atas keramahan dan pelaksanaan pertemuan IPEF yang sangat baik serta pertemuan bilateral ini. Sekaligus juga saya sampaikan ucapan selamat atas  atas pengangkatan Anda sebagai Deputi Perdana Menteri disamping melanjutkan jabatan sebagai Menteri Perdagangan dan Perindustrian," ujar Menko Airlangga dalam Plenary Meeting Indonesia-Singapura Six Bilateral Economic Working Groups yang berlangsung di Hotel Marina Bay Sands Singapura, Jum'at (7/6/2024).
Dari sisi Indonesia, Airlangga menyebut jika keinginan besar yang hendak dicapai dalam 10 tahun ke depan adalah masuk dalam kelompok 10 besar negara terbesar secara ekonomi di level global. Upaya tersebut bisa terwujud jika Indonesia mampu mencatat pertumbuhan antara 6-7 per tahun, yang itu bisa diwujudkna jika investasi banyak yang datang. Selain itu, demi mengejar target tersebut kolaborasi dan dukungan yang lebih baik diharapkan datang dari Singapura. "Dengan target besar itu, Indonesia tentu akan bekerja keras untuk menjaga stabiltas serta perdamaian di kawasan Indo-Pasifik sebagaimana halnya juga di kawasan ASEAN. Â Lewat kerjasama , Indonesia dan Singapura bersama-sama bisa menjadi jangkarnya, " ungkap Menko Airlangga.
 Sementara Deputi PM Singapura Gan Kim Yong menyampakan kata sambutan dan berharao kerjasama yang erat antara Indonesia dengan Singapura dapat terus berjalan dan berkembang di tengah tantangan global yang masih terjadi. Kim juga melihat bahwa tantangan tersebut juga berarti ada peluang baru dalam upaya peningkatan pertumbuhan bagi ekonomi kedua negara.
Ministrial Meeting atau Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) untuk platform 6WG ini sudah berlangsung sebanyak 13 dan terakhir kali dilaksanakan di Semarang pada Agustus tahun lalu. 6WG sendiri dibentuk dengan tujuan peningkatan kerjasama ekonomi Indonesia Singapura dengan cakupan, kerjasama kawasan Batam, Bintan, Karimun (BKK) atau Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) lain. Kerjasama itu juga mencakupi  peningkatan investasi,  transportasi, ketenagakerjaan, agribisnis juga pariwisata. Beberapa proyek yang telah dihasilkan forum ini antara lain  keberadaan investasi Data Center di Nongsa Digital Park, Batam. "Untuk membedakan dengan industri sejenis, selain menjadi pusat Data Center, Nongsa Digital Park juga dijadikan pusat pelatihan dan pendidikan bagi talenta digital di Batam," ujar Menko Airlangga. Ditambahkannya juga bahwa untuk peningkatan mobilitas investor Singapura ke Indonesia, pemerintah mengeluarkan aturan bagi kemudahan regulasi dalam hal  multiple entry visa bagi tenaga ahli Singapura yang melakukan kunjungan rutin melalui Visa D17 serta skema koordinasi lintas Kementerian/Lembaga terkait dengan pemberitahuan kedatangan kunjungan tenaga ahli ke Kawasan BBK.
Tak cuma isu kerjasama bilateral, Menko Airlangga yang juga Ketua Umum Partai GOlkar ini memaparkan proses aksesi Indonesia menjadi anggota pertama dari ASEAN di Organization of Economic Co-operation and Development (OECD), serta upaya Indonesia dalam mengakses keanggotan Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP). Dengan dukungan Singapura, Menko Airlangga juga berkeyakinan Indonesia dapat menjadi anggota OECD maupun CPTPP dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi.
Airlangga juga memaparkan perkembangan Kendal Industrial Park (KIP) yang nilainya jadi meroket setelah diubah menjadi  Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan  dan menciptakan banyak multiplier effect. Peningkatan drastis dan  eksponensial itu terjadi karena adanya insentif finansial yang diberikan di KEK dalam bentuk fasilitas perpajakan seperti tax holiday dan tax allowance. Sebagai gambaran, di KEK tersebut, telah ada 100 pelaku usaha  dengan nilai  investasi sebanyak Rp. 43,8 triliun di KIP. "Kami sangat menghargai proses yang berjalan saat ini, karena proses tersebut merupakan perjalanan itu sendiri. Six Bilateral Economic Working Groups juga telah menghasilkan kemajuan yang sangat berarti, dan saya berterima kasih kepada tim kedua negara yang telah bekerja keras untuk mencapai hal itu," pungkas Menko Airlangga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H