Mohon tunggu...
Wempie fauzi
Wempie fauzi Mohon Tunggu... Penulis - Bekas guru

Bekas gurru yang meminati sejarah serta politik

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Airlangga Hartarto Sambut Kerjasama R&D CNGR Qinzhou China dengan UGM

27 Mei 2024   09:43 Diperbarui: 27 Mei 2024   15:09 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  Dalam rangkaian kunjungan kerja ke beberapa negara Asia, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto tak cuma fokus kepada aspek bilateral ekonomi antar pemerintahan. Sisi yang lebih dalam dan praktis sekaligus berkaitan langsung kepada gerak dari pelaku industri juga menjadi perhatian orang nomor satu dari Partai Golkar tersebut. Hal ini bisa terlihat saat dirinya menyempatkan hadir dan berkunjung ke sebuah fasilitas  industri terintegrasi CNGR yang berbasis di daerah Qinzhou, China. Kegiatan yang dilaksanakan setelah  hadir dalam  Nikkei Forum di Tokyo selama 2 hari tersebut menghasilkan sejumlah kesepakatan, salah satunya adalah penguatan kerjasama yang melibatkan perguruan tinggi dalam riset dan pengembangan material untuk energi baru yang bekerja sama dengan perguruan tinggi, dalam hal ini dengan Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada (FT UGM).

Dari kerjasama ini direncanakan pendirian Metal Energy R&D Center atau Pusat Riset dan Pengembangan Material Energi. Mengapa UGM yang dilibatkan ?, hal itu tak lepas dari apa yang telah mereka lakukan selama ini yaitu pada sektor  recycling, rare earth element terhadap  deposit material di Indonesia. Diharapkan dengan adanya dukungan CNGR akan lebih fokus ke material untuk energi baru. Maka dengan adanya kerjasama ini, UGM ingin mendorong kerjasama lebih dalam  antar kedua negara.

Dalam pernyataannya, Chairman CNGR Deng Wei Ming menyebut jika pihaknya siap bekerja dengan kalangan perguruan tinggi di Indonesia,  "CNGR berkomitmen untuk bekerjasama dengan universitas terkemuka di Indonesia dalam pengembangan diversifikasi teknologi industri material untuk energi baru di Indonesia", ucapnya saat menerima kedatangan Menko Airlangga di kantor pusat perusahaan di kota yang terletak  90 km dekat kota Nanning, China bagian selatan yang sekaligus juga menjadi daerah yang paling dekat dengan Asia Tenggara.

Untuk diketahui,   CNGR  merupakan grup perusahan yang bergerak di industri pengolahan nickel dari hulu sampai hilir. Perusahaan ini terkenal sebagai leader dalam pengembangan dan inovasi di bidang energi material, dan diakui sebagai The World Leader in New Energy Materials.  Posisi unggu tersebut tidak lepas dari strategi yang selama ini telah diambil  saat melakukan 4  langkah modernisasi industri.  Mulai dari  diversifikasi teknologi, globalisasi pengembangan, digitalisasi operasional dan membuat ekologisasi industri. Salah satu karya sebagai industri nikel yang terintegrasi adalah produksi Sintesa Prekursor Terner dan Nikel Elektrolitik. Untuk hal ini, mereka berencana akan berinvestasi sebesar Rp168,2 triliun dalam 20 tahun ke depan, dan sejak tahun 2021 sudah melakukan investasi sebesar Rp32,1 triliun di Indonesia. CNGR sudah membangun fasilitas industri pengolahan nikel di Morowali, Morowali Utara, Weda Bay, dan Batulicin.

Selain itu, CNGR ini sedang dalam proses pengembangan fasilitas kawasan terintegrasi di Konawe Utara yang disebut Kawasan Industri Tekno Hijau Konasara (KITHK) seluas lebih dari 5.000 Ha yang akan dimulai pembangunannya pada Kuartal keempat tahun 2024 ini, dan akan menyerap 28 ribu tenaga kerja lokal.

Terkait dalam hal penyelarasan industri dengan keberlanjutan sumber daya alam dan  ketahanan Cadangan mineral Indonesia, inovasi CNGR  dalam mengolah  biji nikel dengan  teknologi OESBF (Oxygen Enriched Side Blown Furnace), sehingga perusahaan ini menjadi industri pertama dunia yang mengimplementasikan pemanfaatan bijih nikel dengan cakupan grade yang lebih luas, efisiensi energi yang meminimalisir emisi karbon, dan produksi limbah yang ramah lingkungan serta dapat dimanfaatkan oleh industri lain. Tak cuma itu, mereka juga telah mampu menghasilkan Elektrolitik Nikel (Nickel Cathode) dengan kemurnian 99,99% dan per 23 Mei 2024 kemarin telah membawa nikel Indonesia masuk ke dalam rantai pasokan metal di LME (London Metal Exchange).

Hadir mendampingi Menko Airlangga dalam kunjungan ke China antara lain Dekan FT UGM Prof. Selo, Prof. Tumiran dan Prof. Bayu Himawan. Sebagai tindak lanjutnya, pihak CNGR akan segera mengunjungi UGM dengan dipimpin oleh Shuo Yin, Chief Expert dari General Institute of Research CNGR.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun