Indonesia sebagai salah satu anggota negara G20 tak cuma hadir sebagai peserta pasif gelaran yang tahun ini berlangsung di India. Sejumlah persiapan sebagai bagian dari rangkaian kegiaatan 20 negara anggota tersebut diikuti secara aktif, sebelum kemudian dibawa untuk dijadikan sebagai dokumen atau bagian dari deklarasi yang akan disepakati para pemimpin grup ini. Hal itu yang dilakukan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto selaku pengampu Jalur Sherpa (Sherpa Track) G20 Indonesia dengan melaporkan perkembangan dan hasil pembahasan Sherpa Track Presidensi G20 India kepada kepada presiden Joko Widodo sesaat sebelum menghadiri KTT G20 New Delhi di Bharat Mandapam International ExhibitionConvention Centre, Â Sabtu (9/10/2023).
Dalam laporan  untuk  Presidensi India yang  tema "One Earth, One Family, One Future", itu terdapat  13 Working Group dan 11 Engagement Group. Ini  berkembang dari Presidensi G20 Indonesia sebelumnya dikarenakan beberapa inisitif baru dalam Presidensi India yakni  Culture Working Group, Disaster Risk Resilient and Reduction Working Group, Research and  Innovation Initiative Gathering, dan Start-Up 20.
Sedikitnya ada dua isu utama yang jadi bahasan Sherpa Track tahun  KTT G20 India ini  yaitu  isu geopolitik dan tantangan ekonomi global. Persoalan geopolitik jadi perhatian utama saat  pertemuan tingkat Menteri Sherpa Track karena  konflik yang sedang berlangsung di Ukraina yang telah memengaruhi hubungan antara beberapa anggota G20. Selama pertemuan, perbedaan pendapat antara anggota G20 terkait isu geopolitik menjadi jelas. Chair's Summary dari pertemuan tersebut mencerminkan kompleksitas dan ketegangan yang ada dalam diskusi ini.
Itu belum termasuk tantangan dari  situasi ekonomi global yang signifikan. Data pertumbuhan ekonomi global menunjukkan tren penurunan yang mengkhawatirkan, dengan pertumbuhan global yang melambat dari 6% pada tahun 2021 menjadi hanya 3,2% pada tahun 2022. Proyeksi pertumbuhan untuk tahun 2023 pun tidak optimis, diperkirakan hanya mencapai 2,7% menurut International Monetary Fund (IMF) pada bulan Juni 2023. Tantangan ini menimbulkan kekhawatiran bagi semua anggota G20, termasuk Indonesia.
 Selain itu, disamping juga bertindak selaku  anggota Troika Presidensi G20 India,  Indonesia terus berupaya untuk mencapai konsensus di antara anggota G20 dalam rangka menghasilkan Deklarasi Pemimpin G20 yang bermakna. Kehadiran Menko Airlangga bersama  sejumlah pejabat tinggi  lain seperti  menunjukkan komitmen Indonesia untuk aktif berperan dalam merumuskan kebijakan G20 yang relevan.
Selain itu, Indonesia juga turut memperhatikan dampak kondisi ekonomi global yang sulit ini terhadap negara-negara berkembang dan upaya-upaya yang dapat dilakukan bersama dalam kerangka G20 untuk mengatasi tantangan ini.
Dengan isu geopolitik yang masih mendominasi pembahasan dan tantangan ekonomi global yang melanda, Sherpa Track G20 India menjadi panggung penting bagi negara-negara anggota untuk berdiskusi, berkoordinasi, dan mencari solusi bersama untuk menghadapi situasi yang kompleks ini. Indonesia, sebagai bagian dari Troika Presidensi G20 India, berkomitmen untuk berperan aktif dalam proses ini dan menciptakan hasil yang bermanfaat bagi dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H