Airlangga Hartarto berbicara tentang manfaat IPEF-MM (Indo-Pacific Economic Framework Ministerial Meeting) bagi Indonesia dan negara-negara kawasan Indo Pasifik. Manfaat yang melandaskan kolaborasinya kepada penciptaan kerangka ekonomi berstandar tinggi untuk kawasan  yang terdiri dari 14 negara mitra tersebut.Â
Menko PerekonomianMuara dari pembahasan kerjasama tersebut berfokus kepada pekerja atau sumber daya manusia yang menjalankan sisi perdagangan sebagai platform yag memberi kesemmpatan nyata sekaligus menjadi solusi bagi mereka yang terlibat langsung. Selain itu, IPEF diharapkan menjadi forum yang menjadikan semua pelaku berada di  level arena yang setara atau "same level field" bagi perusahaan  swasta  kecil atau besar  dari negara-negara yang berpartisipasi.
Â
Dari pertemuan resmi pertama 14 menteri-menteri negara yang tergabung dalam  Indo-Pacific Economic Framework for Prosperity (IPEF), mewakili lebih dari  40 persen ekonomi dunia serta  28 persen  perdagangan barang dan jasa secara global itu, sejumlah isu dan inisiatif telah dikemukakan Airlangga Hartarto yang menjadi ketua tim delegasi Indonesia.Â
Prakarsa tersebut tidak lepas dari semangat awal  yang berfokus kepada empat pilar dalam upaya terbangunnya komitmen  berstandar tinggi sekaligus  memperdalam keterlibatan ekonomi di kawasan:
Pilar pertama ada pada aspek perdagangan dimana seluruh negara sepakat dalam  prinsip  ketahanan, keberlanjutan dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dengan cakupan pembahasan pada isu ekonomi digital, pertanian, lingkungan, sumber daya manusia dan penerapan transparasi serta good regulatory practices.
Pilar dua terkait kepada  Rantai Pasok, dimana masing-masing negara sepakat untuk berkoordinasi secara intensif dalam memitigasi disrupsi serta mengamankan produk-produk esensial guna memastikan arah pertumbungan ekonomi yang positif.
Adapun pilar tiga menyinggung isu kerjasa setiap negara dalam perluasan kesempatan investasi zero-emission good and services, mendorong inovasi teknologi dan memperbaiki kualitas hidup dari masyarakat melalui pemanfaatan energi hijau yang melimpah namun belum secara maksimal digunakan.
Dan pada Pilar  empat yang menekankan kesediaan negara-negara untuk meningkatkan pemberantasan korupsi penghindaran pajak, dan meningkatkan transparasi dalam berbisnis sehingga tercipta iklim investasi dan perdagangan yang lebih favorable.
Airlangga Hartarto mengatakan  Indonesi sangat menghargai empat pilar yang menjadi konklusi pertemuan itu, karena disana tercakup prinsip-prinsip nilai keadilan, inklusivitas, transparansi, dan akuntabilitas berdasarkan pertimbangan yang telah disepakati pada mekanisme multilateral.
Khusus untuk pembahasan terkait keadilan dalam ekonomi dan investasi, Ketua Umum Partai Golkar ini mendorong terjadinya sinergi yang lebih kuat dengan sistem perpajakan nasional dan mekanisme anti korupsi untuk mempercepat pencapaian ekonomi yang adil.
Airlangga secara khusus menyinggung soal transisi energi dari fosil ke EBT (Energi Baru Terbarukan) yang membutuhkan pendanaan internasional guna menekan dampak kian cepatnya perubahan lingkungan.Â
Dari contoh dalam negeri, yang dilakukan Indonesia adalah penerapan strategi blended finance untuk memobilisasi dana publik dan swasta melalui struktur pembiayaan yang inovatif, dengan mendorong keterlibatan seluruh pihak baik yang dari swasta maupun dari institusi Pemerintah."Â