Sementara dari sisi masyarakat yang menjadi pelaku langsung, pemerintah juga telah merancang sejumlah program pengembangan praktik kelautan berkelanjutan dengan melibatkan masyarakat lokal melalui peningkatan Blue Carbon dan pelaksanaan Blue Halo-S.Â
Sebagai negara yang menyimpan 17% dari cadangan Blue Carbon dunia, Indonesia berupaya menjaga penyerapan dan penyimpanan Blue Carbon yang secara jangka panjang mampu membantu dalam mengurangi dampak perubahan iklim. Selain itu, konsep Blue Halo-S juga dilaksanan guna memberikan konsesi pada perusahaan atau kelompok usaha untuk menangkap ikan secara komersial di perairan sekitar kawasan konservasi.
Tujuannya jelas, seperti yang ingin disuarakan secara lebih jelas pada ajang G20 dimana Indonesia saat ini sedang menjabat presidensinya,  dimana peran yang diambil adalah mengupayakan percepatan transisi ke sistem energi terbarukan serta  memastikan lautan serta pengunaan lahan dapat dilakukan dengan bertanggung jawab.Â
Meski untuk itu tantangan untuk program berkelanjutan yang ada itu juga tidak kecil. Tantangan yang pada gilirannya juga memerlukan partisipasi swasta dan skema pembiayaan yang memadai seperti blended financing.Â
"Saat ini terdapat tantangan terkait bagaimana memperluas keberlanjutan laut agar lebih luas. Ini akan membutuhkan partisipasi sektor swasta dan di sinilah blended financing dapat menjadi kunci untuk mencapai tujuan melalui pendekatan inovatif seperti konsep Blue Halo-S," tutupnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H