Mohon tunggu...
Wempie fauzi
Wempie fauzi Mohon Tunggu... Penulis - Bekas guru

Bekas gurru yang meminati sejarah serta politik

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Airlangga Hartarto Tegaskan Prinsip Indonesia untuk Transisi Energi

31 Agustus 2022   15:40 Diperbarui: 31 Agustus 2022   15:43 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Dampak dari konsumsi energi fosil dan ketersediaannya yang kerap jadi pemicu krisis telah lama isu global dan menjadi salah satu pemicu upaya pencarian energi pengganti yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Saat masalah ketersediaan calon energi pengganti yang lebih bersahabat dengan alam tersebut mulai tersedia, persoalan lain yang tak kalah penting dan krusial pun mulai mengemuka ketika  prosesi atas transisis dari energi fosil ke energi baru tersebut mulai berlaku.  

Karena suka atau tidak, ketergantungan dunia kepada energi fosil sebagai unsur penggerak dan gantungan aktifitas  ekonomi dan kehidupan sehari-hari masih jadi sesuatu yang sangat vital hingga hari ini. Ketergantungan yang pada sisi lain, suka atau tidak pasti akan menimbulkan tarik menarik kepentingan  saat transisi itu terjadi, yang jika tidak diatur sejak awal berpeluang untuk menimbulkan ketimpangan, baik hak maupun pemakaian. Isu atas ketimpangan yang bisa muncul dan proses yang tak berjalan adil karena ketidaksetaraan kemampuan negara-negara yang bersepakat dengan proses transisi tersebut.
 
Pada titik ini, Indonesia yang saat ini memegang presidensi G20 menyadari potensi adanya masalah yang akan timbul serta hanya akan menguntungkan negara-negara kaya karena sumber daya yang dimiliki. "Indonesia telah memilih transisi energi sebagai salah satu prioritas dalam Presidensi G20, dan kita perlu memastikan bahwa transisi energi dapat berjalan dengan adil, teratur, dan terjangkau," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menyampaikan keynote speech secara virtual dalam kegiatan B20-G20 Dialogue: Energy, Sustainability, and Climate Task Force, Selasa (30/08).

Sedangkan dalam kaitan jabatan presidensi G20, isu transisi energi ini juga telah menjadi komitmen Indonesia yang scara aplikasi ditunjukkan lewat komitmen untuk mencapai  Net Zero Emission pada tahun 2060. Sebelumnya, melalui forum lain G20, Indonesia turut andil dalam  merumuskan Bali Common Principles in Accelerating Clean Energy Transitions (COMPACT). Perumusan tersebut kelak akan menjadi pedoman bagi negara-negara G20 lain dalam mempromosikan dan mendukung implementasi transisi energi. Inti dari COMPACT tersebut adalah, pelaksanaan transisi energi yang ramah lingkungan sekaligus membuka jutaan lapangan kerja dalam upaya mengurangi ketergantungan kepada energi fosil. Disamping itu yang tak kelah krusialnya adalah, "mendorong transfer teknologi sehingga membangun keterampilan tenaga kerja terutama di negara berkembang," tutur Menko Airlangga Airlangga Hartarto.

Proses dari transisi energi itu menempatkan posisi pemerintah dan swasta harus jalan berdampingan. Karena seiring pelaksanaan transisi energi tersebut, situasi eksternal lain secara perlahan juga mulai terjadi bersamaan dengan terbukanya pasar global. Perubahan yang berpihak kepada energi terbarukan itu antara lain akan terjadi saat stok batubara mulai menurun, sedangkan pertumbuhan moderat gas alam yang mampu mempercepat perluasan pangsa energi terbarukan di pasar global jadi lebih terbuka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun