Masyarakat Kota Payakumbuh akhirnya berbanga diri karena Kota kembanggaan mendapatkan Piala Adipura dari Kementrian Lingkungan Hidup sebagai kota terbersih. Hasil ini merupakan prestasi penting akhir tahun 2015 yang telah menyelamatkan wajah Propinsi Sumatra Barat di tingkat Nasionla.
Tidak hayal sosok Wali Kota Reza Pahlevi ini dengan kerja kerasnya, bersama Tim SKPD Penko Payakumbuh untuk mendapatkan penghargaan bergensi dibidang kebersihan dan lingkungan hidup tersebut telah mendatang hasil yang sempurna. Piala Adipura 2015, adalah prestasi yang perlu ditiru oleh Kota-Kota lain yang ada di Sumatra Barat.
Realita lapangan mungkin tidak banyak masyarakat Sumatra Barat yang paham dengan apa itu penghargaan Adipura. karena beberapa tahun terakhir tidak banyak Kabupaten/Kota yang mendapatkannya. Maka perlu dijelaskan sebagaai wawasan. Pengertian dari Piala Adipura tersebut adalah sebuah penghargaan bagi Kota di Indonesia yang berhasil dalam kebersihan serta pengelolaan lingkungan perkotaannya denegan baik.
Pengertian Kota dalam penilaian Piala Adipura bukanlah kota otonom, namun bisa juga bagian dari wilayah Kabupaten yang memiliki karakteristik sebagai daerah perkotaan dengan batas-batas wilayah tertentu. Misal ibu kota kabupaten, yang dianggap sebuah kota.
Piala Adipura tersebut merupakan penghargaan bergensi terhadap Kota terbersih dan asri. Dengan kriteria tertentu, dalam proses penetapan hasil ada suatu tim yang dibentuk Kementerian Lingkungan Hidup melakukan penilaian terhadap kebersihan Kota dan keasriannya untuk menetapkan siapa pemenangnya.
Dalam penetapan pemenang tersebut ada beberapa titik yang selalu dijadikan sample penilaian. Di antaranya, bisa penilai kebersihan perkantoran, kebersihan pasar, kebersihan terminal, kebersihan tempat wisata, keindahan taman dan lainnya. Seandainya jika ada satu titik saja yang kotor dan tidak terawat, maka dipastikan akan gagal mendapatkan piala bergensi tersebut.
Sekarang Kota Payakumbuh ditangan bekas ‘Senator’ Sumbar di DPD-RI itu, Reza Pahlevi, sudah sejajar dengan kota-kota lain yang ada di Indonesia, seperti Kota Bandung, Kota Surabaya, Kota Banda Aceh dan lainnya. Sehingga sangat ideal seluruh komponen masyarakat Sumatra Barat memberikan ucapkan terima kasih, karena telah berhasil meraih Piala Adipura tersebut.
Meraih Piala Adipura merupakan pekerjaan berat. Namun mempertahankan Piala Adipura tersebut akan lebih berat lagi. Apalagi hanya satunya daerah yang mendapatkan piala tersebut di Sumatra Barat. Sehigga ada kekawatiran motivasi menjaganya akan lebih sulit karna tidak ada pengaruh dari lingkungan luar kota galamai ini.
Tapi komitmen Wali Kota Payakumbuh ini diyakini akan mampu mepertahankan Piala Adipura tersebut. Hal ini dapat dilihat dari komitmen tersebut telah tertuang dalam misi ketujuh RPJMD 2012-2017, yakni mengoptimalkan pembangunan infrastruktur publik dan fasilitas umum sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Payakumbuh.
Selain memiliki komitmen mewujudkan kota bersih dan hijau dalam perjalan pembangunan, hal ini dapat dilihat dari program beliau diantaranya mengurangi volume sampah ke TPA dengan sistem 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle), dan disamping itu juga Pemko Payakumbuh punya program bank sampah di sekolah, perkantoran dan tempat-tempat di tengah masyarakat.
Di samping itu Pemko Payakumbuh juga berkolaborasi dengan pihak swasta dengan cara menyediakan becak sampah dan tong sampah di lingkungan penduduk. Agar program lingkungan bersih tersebut tetap terjaga Pemko juga membentuk kelompok peduli lingkungan untuk mendorong partisipasti aktif dan membangun rasa memiliki yang sehat di tengah masyarakat.