Mohon tunggu...
Wemmy Al-Fadhli
Wemmy Al-Fadhli Mohon Tunggu... gembel -

Orang pintar mikir ribuan mil, jadi terasa berat. Saya gak pernah mikir karena cuma melangkah saja. Ngapain mikir kan cuma selangkah. (Bob Sadino)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mari Bergoyang, Gempa di Padang

16 Februari 2010   17:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:53 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Semua orang senang punya sesuatu. Tanah, barang-barang, budak. Mereka jadi merasa aman. Tapi semua itu bisa hilang. Akhirnya yang kita miliki hanyalah cerita. Aku ingin memiliki sebuah cerita indah. (Drover)"

sore itu seperti biasa si saya sedang menyia2kan waktu di depan kompi. hendak mengakses situs2 porno se-antero dunia yang tersedia gratis (mendingan, daripada harus "beli" buku2 dakwah yg ber-cover warna-warni indah--melebihin quality konten-nya sendiri--yang kudu bayar dengan harga "mahal" amat buat kantong bolong awak). tiba2 tabu, sesaat terasa bumi bergoyang. ini sudah kerap kejadi disini, tambah pula awak memang kerap "mabuk" darat. jadi awalnya kucuekin goyangan2 tersebut. mungkin setelah kurang lebih 10 seken awak merasa goyangannya kali ini kelewatan, dan memastikan ndak mungkin awak sedang ber-halusinasi. cukup kencang eh kencang banget. tapi otak ini masih normal dan sigap bekerja. tapi lupa untuk berbuat bagi keselamatan diri sendiri. awak masih ingat selama beberapa detik waktu itu masih terpikir untuk mengikuti prosedur normal untuk men-shoot down windows dulu. mungkin udah sempat untuk meng-klik logo start-nya. tapi goyangan kali ini begitu dahsyat. awak harus segera keluar dari gedung rumah ini.

tapi ternyata otak prosedural ini masih sempat juga memerintahkan tangan untuk mencabut steker listrik kompi satu dan kedua steker yang ke radio compo. barangkali ini motorik. kebetulan letak colokannya bersebelahan jadi cuma butuh waktu paling 0,5 detik kayak tarif GSM (Gaya Seksi Mu). setidaknya saat itu gw jadinya berhasil menghindari sebuah kemungkinan kebakaran yang saat itu kemudian terjadi di berbagai tempat di kota padang, propinsi sumatera barat, pulau sumatera RI ini. dan setelah itu baru sadarlah awak bahwa menyelamatkan nyawa diri sendiri itu kayaknya perlu juga. jarak dari desk meja kerja awak ke pintu keluar rumah hanyalah beberapa langkah, tidak butuh seribu kaki. spontan setelah keluar teringat untuk melihat ortu di rumah sebelah. hingga saat berlari ke samping rumah sebelah melewati depannya, bumi terus bergoyang dengan dahsyat. rupanya ortu udah keluar. beberapa detik setelah itu (dan aku dalam posisi santai2 saja berdiri disamping dinding yang berpotensi runtuh) barulah getar dahsyat kali ini: stop.

dibandingin gempa2 sebelumnya memang yang kali inilah yang paling keras menghentak. beberapa bagian dinding rumahku ambruk ke lantai. tapi termasuk yang enggak parah dibanding kebanyakan rumah2 lain sepertinya. BMKG mencatat gempa bumi di padang kali ini berkekuatan 7,6 SR; U.S bilang 7,9; bahkan eropa klaim 8,4 kalo ndak salah. sejak itu selama hampir seminggu padamlah telfon, listrik, air, dan koneksi net ke kota padang. hingga kutulis sekarang masih banyak terdengar beberapa wilayah di kota ini masih belum dialiri listrik dan tersentuh air. seorang pengurus mesjid dalam sebuah wawancara radio menyebut tentang timbulnya jenis penyakit baru: yakni stress karena menahan diri untuk buang air besar. atau tentang kloset2 w.c yang tersumbat sesuatu yang anda sendiri tahulah apa itu. hingga terjadi penjarahan terhadap pipa2 air PDAM saking masyarakat sudah ndak tahan. kalo yang berduit tentu saja eksodus ke tempat yang nyaman (denger2 warga jambi "gerah" kedatangan banyak tamu dari negeri yang suka cari selamat sendiri2 ini saking "cedas"-nya, padahal kebudayaan komunalnya juga sangat kental banget disini).

selama 2-3 hari SPBU2 kota padang penuh antrian dan pedagang "kreatif" bisa jualan eceran bensin yang seharusnya 4.500 hingga ke harga 30.000 di jalanan (dan apalagi harga sembako di pasar-raya yang naik berlipat2 hingga hari ini--belakangan para ulama dengan terang mengharamkan, termasuk bagi para penimbun). nah, sehabis pasokan bensin lancar kembali muncul pulalah apa yang disebut media terjadi di negeri dengan penduduk "unik" ini: wisata gempa atau bencana. sayangnya yang jadi bahan cemoohan adalah orang2 miskin udik dari kalangan sub-urban dan bahkan kampungan yang datang secara berombongan dengan mobil2 bak terbuka untuk mengangkut "pasukan" dan memang kesulitan finansial untuk mencari hiburan lain bagi anak2 dan keponakan2nya. gimana tuh dengan yang nonton sembunyi2 dari balik kaca mobil mewahnya. atau para pengecut yang lari tunggang langgang karena begitu takutnya pada "kematian" dan kabarnya membuat masjid jadi penuh sesak sekedar cukup untuk semalam. dan yang membuat kepanikan sesaat di pom2 bensin itu tadi sebab ingin lari dengan kendaraan2 berkilau2nya supaya bisa melanjutkan kehidupan duniawiah yang sungguh menurutnya lebih "menyenangkan". dan yang akan kembali lagi hidup "berlimpah2limpah2" sebagai wujud "syukur" pada tuhan sebagaimana "doktrin" buku2 "berpikir positif" berideologi "matre-linial" dari aliran sekuler and materialisme yang secara formalitasnya sih tak diakuin. uhuy siapa juga yang melarang jadi kaya tapi apakah harus kaya kebo?

gempa sumatera kali ini disebut2 yang kedua terkuat setelah aceh. sampai2 tim2 penyelamat bencana di jabar yang baru sebulan lewat terjadi pada eksidus kesini and bikin "kesel" wagub dd yusuf coz dana rekonstruksi disini bisa dapet berkali2 lipat dibanding jabar yang sebetulnya hingga hari kini pun masih mengurusi tenda2 camp pengungsian. tapi mungkin sebetulnya masih ada sedikit barokah allah swt bagi sedikit orang2 alim yang bisa hidup zuhud di ranah minang ini (mudah2an Ia membuka pintu bagi gw untuk seperti itu suatu saat nanti, amin), tsunami tidak terjadi. selain kemampuan networking handal urang awak hingga ke jaringan luar negeri, pemerintah memang bermurah hati memberi gelontoran finansial kesini karena saat rapat kabinet setelah gempa bumi di propinsi sumatera barat ini terjadi mereka hanya bisa mengira2 jumlah korbannya antara gempa yogya dan tsunami aceh saking dahsyat skala kekuatan gempa di bibir pantai pariaman ini secara hitung2an teori. memang jaringan komunikasi hancur total dan walikota fauzi bahar selama beberapa jam hanya bisa cuap2 lewat RRI lokal. kabarnya baru 5 jam sesudah kejadian umaro nagari ini baru bisa mengadakan komunikasi dengan pemerintahan pusat di jakarta. pada gempa terdahsyat kedua sesudah ini saja sekitar dua tahun lalu yang mana gw sempat keluar ke pinggir jalan bisa menyaksikan bagaimana rumahku terlihat jelas sedang berayun2 bagai bandul. apalagi kali ini. sekali lagi untung tsunami ndak terjadi (sebetulnya terjadi tapi sangat kecil, sekitar setinggi 10 cm kata seorang ilmuwan) dan untung lagi jumlah korban tewas ndak sebanyak yang diduga semula. ah rakyat sumbar memang selalu mendapatkan bagian dari kata "untung". dan sekarang terlihat sedang mencoba peruntungan untuk berebut2 meraih keuntungan yang bisa "dicakau" dari sempitnya keadaan.

sempat beredar "wawasan" yang menghubungkan gempa kali ini dan cukup banyaknya jumlah korban serta (sebetulnya ini yang lebih penting:) akibat berupa "kegoncangan" finansial--gw ndak menyebut kerugian karena bersama yang hilang 'kan kini datang "bantuan" barokah "kemampuan" lobby "licik" urang awak yang kini tengah diperebutkan rakyat badarai--dengan QS 17.16 yang merupakan waktu tepatnya kejadian gempa bumi sore itu. kira2 isi ayat tersebut adalah ancaman pembinasaan dari Hantu kepada orang2 di sebuah negeri yang hidup bermewah2an dan tidak taat kepada-Nya. dan oya gw juga cuma pengamat dan mungkin juga ndak se-taat anda2 yang matre ke-Nya. yang jelas bagi anda2 yang awam, masa bodo, dan memperlakukan agama sebagai mie instan saya nasihatkan untuk mengikuti nasihat ulama lewat MUI se-Sumbar yang mengingatkan bahwa upaya "mengait2kan" tersebut tidak ada contoh "salaf"-nya kepada Rosul. yang jelas pula lagi bagi saya yang dengan mata kepala sendiri menjadi saksi betapa otak matrenya suku bangsaku ini cuma menjadi bergumam: wallahualam, sebuah study yang kian menarik. dan gw menjadi semakin harus terus menerus untuk mencari tahu, menimba ilmu. dan makin teguh untuk enggak mau ikut2an. tapi goyangannya bolehlah aku ikutan.

update: semalem setelah nulis niy gw denger di radio kalo di daerah jati mulai ada demo terbuka soal "keadilan" bagi2 sembako terhadap pak rt yg "mengutamakan" orang2 dekatnya hehe orang minang sebetulnya sangat2 menghindari konflik terbuka, disini tak akan ada demo2an kecuali untuk urusan duit!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun