Sejak beberapa tahun belakangan ini kita mengenal gerakan massa--utamanya di media sosial dan aktifitas muslim terpelajar--yang bernama "Indonesia Tanpa Jil" atau pada ranah twitter kerap menggunakan hastag #ITJ. Ini merupakan sebuah ikhtiyar jamiah dari kalangan yang antipati terhadap manhaj/metode/pendekatan liberal di dalam kajian keislaman. Secara umum individu-individu ataupun kelompok-kelompok yang tergabung dalam gerakan anti JIL ini merupakan kalangan yang bermanhaj salafiyyin/puritan/neo-konservatif. Kasarnya begitu, meski mereka sama sekali bukanlah bisa dibilang kesatuan "salaf oriented" karena sebagai contoh jika sekte liberal dkk sukses dimusnahkan sebagai musuh bersama kita bisa saksikan makin ramainya gontok-gontokan antar sesama mereka sendiri; antara kader salafiy, ikhwaniyyun, dan hizbi tahrir. Sedang yang salafiy pun bermacam pulak, bahkan kalangan salafiy teror/takfiri/jihadi agak cenderung berbau "mengkafirkan" salafiy maz'um/murjiah. Sesama murjiah pun saling mentahdzir dan membid'ah menjadi seperti salafiy turotsi, yamani, ghuroba, hingga mutaalawin (bunglon). Kalangan ikhwan/salafiy harokiyy yang jihadi ataupun yang moderat sekalipun sebagai contoh di PKS Indonesia juga pecah jadi fraksi "agak keras" dan "pragmatis/taktis" dan tentunya HTI adalah "sempalan" dari ikhwan juga. Tapi sebetulnya tidak ada yang salah menurut saya dengan berbagai macam ijtihad keagamaan tersebut selagi mereka tidak sampai saling menumpahkan darah apalagi seperti disebutkan Quran: membunuh orang untuk bisa menguasai hartanya. Ormas Muhammadiyah saja sebagai organisasi modern pertama yang membawa revolusi wahabi dari jazirah arab sekarang terlihat lebih kalem dengan kaum Islam tradisional dan kader-kadernya justru tidak terlalu tergiur pada permainan itj-itj-an. Malah mereka sangat keras mengutuki kalangan pro ijtihad terorisme.
Khawarij adalah kelompok sesat dalam Islam yang sudah ada sejak zaman nabi masih hidup yang beliau cirikan sebagai manusia-manusia "salih" yang skill ibadahnya melebihi sahabat-sahabat terbaik nabi. Sayangnya mereka-mereka ini disebutkan sebagai seburuk-buruk bangkai di kolong langit ataupun anjing-anjing neraka. Zul Khuwaisirah disebut-sebut sebagai protoype mereka yang sewaktu itu menuduh nabi tidak adil dalam membagi harta rampasan perang. Benarlah kata nabi betang soal duit ini sangat menggelincirkan orang shalih sekalipun apalagi manusia biasa semacam kita. Kekalahan sahabat-sahabat terbaik nabi dalam perang uhud juga menunjukkan dan memberi tauladan/ibrah berharga bagi orang-orang beriman yang ditakdirkan Allah untuk membawa serta hawa nafsu selagi hidup di duniawi ini dan menjadi ladang jihad terbesar-terberatnya. Makin "merasa" shalih, makin berat ujiannya dan sangat dalam terperosoknya jika lengah. Seorang khawarij lain diceritakan pernah disuruh nabi untuk dibunuh sewaktu lagi sholat sehabis ikut perang jihad namun tiga khulafaur rasyidin tak sanggup/tega mengerjakannya--memotong leher orang yang sedang sujud melafadzkan tauhid--sehingga terbukalah pintu fitnah di zaman Utsman bin Affan. Saking kerasnya permusuhan nabi pada paham ini--walaupun nabi dan para sahabatnya sanggup bersabar dengan orang munafiq ketahuan seperti abdullah bin ubay--dihaditskan bahwa andai orang beriman tinggal tiga orang di muka bumi ini tentulah satunya akan berpaham khawarij/ekstrim ini. Tentunya berpaham sesat bukanlah tertutup pintu taubat. Ibnu Abbas sebagai orang yang disebut nabi paling mampu menafsirkan takwil Qur'an pada masa Ali Bin Abi Thalibsempat membuat 1000 orang tentara khawarij sadar. Tentunya disini tidak termasuk Trio Abd Muljam yang berkonspirasi hendak membunuh Ali, Muawia, dan Amru bin Ash.
Pada zaman sekarang ini, di Indonesia, setelah salah satu ustadz salafiy terkemuka Luqman Baabuh berani mencap Imam Samudera cs sebagai khawarij lewat bukunya dan bahkan mantan panglima lasykar jihad Ja'far Umar Thalib secara live di Metro TV menunjuk Ustadz Abu Bakar Baasyir sebagai ikon kalangan salafiy harokah/pergerakan/jihadi.rasanyanaif jika wacana tentang eksistensi khawarij ini kita abaikan atau tutup-tutupi karena rumitnya pembahasannya. Terlebih di timur-tengah Syaikh Al-Maqdisi sebagai alim paling senior bagi kalangan jihadiyyun sejagat abad ini dari balik jeruji penjara "thogut" Palestina Timur (Jordan) terang-terangan marah dan memutuskan diri akhirnya dari Amirul Mukminin versi Islamic State of Khurasan N' Levant. Ada baiknya para mujahidin ITJ pikir-pikir lagi manfaatnya memusuhi liberal, syiah radikal-moderat, sufi, sekuler, moderat yang tidak ada dalil leterleknya untuk disesatkan sementara sekte khawarij yang jelas-jelas nashnya ini antum sekali seperti mendiamkan. Atau mungkin takut karena para mujahidin lapangan mencemooh kalian sebagai kaum yang duduk-duduk (berjihad dari balik gadjet buatan yahudi)? Yang paling mengkhawatirkan adalah jangan-jangan paham ekstrim memang sadar atau tidak sudah menyusupi perasaan kalangan #ITJ ini karena kemarahan/iri atas takdir Allah berupa surga dunia bagi orang-orang kafir. Bayangkanlah jika permusuhan yang kalian tebar itu cuma dilihat ketawa-ketiwi oleh Bush dan Bin Laden sambil ngeteh dari sebuah markas C.I.A di Pulau Diego Garcia sana xixixi. Ok sampe disini saja dulu yah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H