Mohon tunggu...
Welo Wungkar Yugiswara
Welo Wungkar Yugiswara Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Menulis adalah bekerja untuk keabadian. -Pramoedya Ananta Toer-

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Perlawanan 2x45 Tahun bagi Persebaya

18 Juni 2017   04:15 Diperbarui: 18 Juni 2017   05:27 2878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalanan panjang telah dilewati klub Persebaya, 90 tahun bukanlah waktu yang singkat. Klub yang bermarkas di Kota Surabaya ini telah mengoleksi banyak trofi di laci mereka. Pendukung yang militan pun turut memapah klub yang hampir sekarat ini. Mereka memberikan loyalitas yang berlebih hingga Bajul Ijo bisa kembali berkompetisi.

 Lahir karena melawan dan seiring perjalanan etos melawan terpatri secara mendalam. Terbentuk tanggal 18 Juni 1927 dengan nama SIVB (Soerabhaiasche Indonesische Voetbal Bond) dari rahim yang tak mau tunduk pada pemerintah kolonial yang sebelumnya juga membentuk klub sepakbola bernama SVB (Soerabajasche Voetbal Bond) pada tahun 1909. SIVB menjadi antitesis dan saat itu digunakan sebagai alat pergerakan untuk mencapai kedaulatan bernegara lewat sepakbola. Genderang sudah ditabuh menandai perlawanan babak pertama di era kolonial.  

Klub beratribut hijau ini juga menjadi salah satu inisiator berdirinya federasi sepakbola yang kini lebih dikenal sebagai PSSI. Bukan berarti sebagai inisiator punya perlakuan spesial layaknya hak veto. Klub yang telah melahirkan banyak talenta untuk persepakbolaan Indonesia ini bahkan pernah merasakan bagaimana dikerjai oleh federasi. Dibuat tidak bernapas selama beberapa tahun di alam sepakbola Indonesia.

Green Force mengambil sikap tegas untuk menyambung nasibnya dengan mengikuti liga yang berjalan setengah musim. Hingga masuk kembali ke pangkuan federasi di bawah pimpinan baru paska tumbangnya rezim mantan narapidana. Tapi langkah mereka cukup dini untuk diusir keluar setelah tampuk pimpinan diambil alih gerombolan "penyelamat sepakbola". Perlawanan babak kedua dimulai dari sini, saat tak ada kompetisi yang diikuti.

Perlawanan arek-arek Suroboyo yang kelewat heroik itu memaksa federasi untuk tidak mengakui bajul ijo. Bahkan federasi bertitah untuk membentuk proyek kloning klub berlogo buaya dan hiu ini. Hingga kepanjangan tangan mereka di daerah mengusahakannya dengan membedol klub yang berasal dari Kutai Barat, Kalimantan Timur. Basis supporter di Surabaya pun terbelah, namun sebagian besar masih waras dan terus merawat sejarah klub tanpa sedikitpun bergeming atau melirik gelimang materi yang ditawarkan si kembar.  

Supporter yang lazim dijumpai di tribun kini berhimpun di pusat jalanan kota. Suara mereka tak pernah mengecil, terlebih nyali mereka yang terus berkobar menghanguskan semua yang merintang. Serak lantang dan ribuan langkah kaki berjuang demi rasa keadilan yang coba direnggut oleh kesewenangan si penguasa. Gelak tawa dan haru biru air mata mengiringi perlawanan mereka yang merindu tim pujaan sedari belia.

Waktu jua yang membuktikan seberapa tangguh mereka mampu terus melawan. Awal tahun 2017, status klub kembali dipulihkan di bawah pimpinan federasi yang baru. Apakah dengan ini perlawanan sudah berakhir? Jelas ini pertanyaan yang tak perlu jawaban. Dalam pertandingan ada istilah overtime atau perpanjangan waktu, toh perangkat pertandingannya juga masih sama. Pucuk pimpinan boleh silih berganti, tapi sang pengendali tetap abadi.

Selamat bertambah usia Persebaya yang ke 90, semoga perjuangan hingga detik ini tak menjadi sia-sia. Waktu 2x45 Tahun ini semoga menjadi pelajaran berharga. Terus menjadi ancaman bagi lawan dan berbuat nyata bagi sepakbola Indonesia. Salam satu nyali, Wani!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun