[caption id="" align="aligncenter" width="544" caption="Mana yang termasuk partai sabun mandi?"][/caption] Tahukah Anda bahwa ada cukup banyak "partai sabun mandi" di negeri ini? Mengapa disebut partai sabun mandi? Karena kehadirannya di tengah masyarakat nyaris sama dengan pola kerja marketing sabun mandi setidaknya dalam 5 ciri utamanya sebagai berikut: Berani membayar mahal untuk brand imaging. Marketing sabun mandi mengalokasikan (baca: investasi) ratusan milyar rupiah untuk mempromosikan produk-produk barunya secara gencar. Demikian juga parpol sabun mandi, mereka juga menginvestasikan ratusan milyar (bahkan trilyunan rupiah!) untuk mempromosikan caleg/capres setiap pemilu. Saking masifnya, kehadiran wajah-wajah caleg/capres mereka kini “mencemari” apa saja, di mana saja dan kapan saja mulai di gang-gang sempit, jalan-jalan, toko-toko, pohon-pohon, pinggir sawah, tiang-tiang, pagar-pagar, majalah, koran, kaos, tv, radio, jembatan, kalender, dst. Mengapa elit parpol-parpol sabun mandi tersebut berani membayar sebesar itu? Karena ketika mereka menang, mereka bisa dengan mudah mendapatkan keuntungan yang berlipat kali ganda dari kebijakan dan alokasi APBN baik secara “konstitusional” maupun inskonstitusional... heheh... you know what i mean laa... Mengangkat tema keperdulian. Marketing sabun mandisenantiasa mengangkat tema keperdulian terhadap kesehatan keluarga atau anak-anak. Bahkan mereka tidak segan-segan mengadopsi satu wilayah kumuh tertentu untuk ditingkatkan kesehatannya. Demikian juga halnya dengan partai sabun mandi: mereka akan tiba-tiba perduli terhadap penderitaan rakyat. Pimpinan partai, elit dan kadernya tiba-tiba saja rajin turun ke bawah lengkap dengan atribut partainya untuk "membeli" suara rakyat dengan janji-janji dan program-program “pro rakyat” serta bantuan-bantuan materi-finansial yang langsung bisa dirasakan manfaat ses(a)atnya. Dan seperti yang sudah-sudah, ketika para pimpinan partai sabun mandi tersebut terpilih, maka mereka tiba-tiba juga akan hilang dari rakyat karena sudah sibuk cari dan bagi-bagi obyekan proyek pemerintah, asyik ngadem di kantor, tamasya gratis ke luar negeri, bikin istana, nambah koleksi mobil mewah dan istri, dst..dst..dst. Menggunakan artis-artis terkenal! Sama seperti marketing sabun mandi, partai-partai sabun mandi tak segan-segan menggunakan artis yang cantik, ganteng, atau yang terkenal. Partai sabun mandi tidak akan perduli meski artis/public figur yang mereka usung NOL BESAR dalam urusan ketatanegaraan/kemasyarakatan. Mereka juga tidak ambil pusing apakah artis tersebut punya komitmen hidup untuk menyejahterakan rakyat atau tidak. Selama masyarakat masih mudah dibodohi dan dibohongi dengan cara seperti ini, cara seperti ini akan terus jadi andalan partai sabun mandi. Menyerang kompetitor. Marketing sabun mandi tidak segan-segan menyerang kompetitornya. Demikian juga partai sabun mandi paling rajin menjelekkan capres/caleg partai lain mulai dengan melibatkan para pakar/tokoh bayaran sampai pasukan nasi bungkus. Hal tersebut dilakukan secara terang-terangan oleh para elitnya melalui media massa, atau menghembuskan gosip-gosip konspirasi tanpa identitas, sampai pada komentar-komentar miring dengan identitas samaran. Semua cara akan ditempuh untuk menjelekkan dan mencari-cari kesalahan caleg/capres dari partai lain. Prinsip “renang gaya katak,” yaitu menginjak lawan untuk maju, menjadi nafas hidup untuk keberlangsungan partai seperti ini. Money oriented. Tujuan utama marketing sabun mandi adalah mencari keuntungan. Demikian juga tujuan utama partai sabun mandi adalah mendapatkan keuntungan sebanyak mungkin setelah mereka menguasai pasar. Tidak heran mereka rela mengeluarkan triyulnan rupiah supaya menang. Tidak heran mereka akan menghalalkan segala cara untuk berkuasa. Tidak heran 68 tahun Indonesia merdeka, kekayaan bangsa ini hanya menjadi bancaan elit-elit partai sehingga kantong-kantong kemiskinan, gizi buruk, pendidikan rendah, masih menganga di mana-mana. Jadi, buka mata, buka telinga, dan buka hati sebelum memilih. Tentu semua partai akan mengatakan “kecapku nomor satu” atau “sabunku paling ampuh membunuh kuman.” Cobalah untuk kembali dengan tenang untuk mendengarkan nurani Anda sehingga bisa menghitung berapa banyak ciri partai sabun mandi Anda temukan di partai Anda. Apakah partai idaman Anda selama ini ternyata adalah partai sabun mandi? Jika ya, semoga Anda tidak menjadi korban “iklan sabun” atau menjadi degil karena terlanjur ketagihan menikmati dan belaian “sabun mandi” tersebut.
Semoga dalam Pemilu 2014 ini muncul pimpinan dan elit partai yang tersentuh hatinya sehingga berani mengambil keputusan “gila” BERANI MENCAPRESKAN SIAPAPUN dan DARI PARTAI MANAPUN calon pemimpin terbaik yang terbukti berjuang dan dekat dengan rakyatnya. Satu keputusan “gila” yang murni dan jauh dari agenda “bagi-bagi kekuasaan (baca: proyek).” Satu keputusan “gila” yang tidak mungkin diambil oleh partai-partai sabun mandi yang manipulatif dan haus kekuasaan/harta. Satu keputusan “gila” yang dilakukan karena begitu besar cintanya pada 250 juta rakyat negeri ini. Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H