Media sosial kini telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, terutama bagi generasi muda. Hampir semua orang, terutama remaja, menggunakan media sosial sebagai wadah untuk mengekspresikan diri, berbagi pengalaman, dan berinteraksi dengan kerabat, teman-teman atau bahkan orang asing. Adanya platform seperti Instagram, TikTok, Facebook, dan Twitter menjadi tempat untuk menampilkan sisi terbaik kehidupan kita. Namun, di balik berbagai manfaatnya, penggunaan media sosial yang berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental, khususnya pada remaja.
Keterkaitan Media Sosial dengan Kesehatan Mental Remaja
Beberapa tahun terakhir, penelitian semakin menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara media sosial dan gangguan kesehatan mental pada remaja. Dalam banyak kasus, penggunaan media sosial yang berlebihan dapat memicu perasaan kecemasan, depresi, dan stres. Remaja yang aktif di media sosial sering kali merasa tertekan untuk selalu tampil sempurna dan mengikuti standar kecantikan atau gaya hidup yang digambarkan di platform-platform tersebut.
Salah satu dampak negatif yang sering dialami adalah kecemasan sosial. Remaja sering kali merasa perlu untuk selalu terhubung dengan orang lain dan mendapatkan respons dalam bentuk "like", komentar, atau tag (mention) yang menunjukkan bahwa mereka diterima secara sosial. Jika hal ini tidak terjadi, perasaan rendah diri dan kecemasan bisa muncul, yang berdampak pada masalah mental yang lebih serius.
Dampak Media Sosial pada Citra Diri Remaja
Isu citra tubuh juga sangat erat kaitannya dengan penggunaan media sosial, terutama bagi remaja yang sedang berada dalam fase pembentukan identitas. Media sosial sering kali menyajikan gambaran yang sangat terfilter dan terkadang tidak realistis mengenai kehidupan orang lain. Foto atau konten yang diposting oleh influencer atau selebritas sering kali hanya menunjukkan momen-momen terbaik yang telah melalui proses penyuntingan atau filter.
Fenomena ini menciptakan standar kecantikan yang sulit dicapai oleh kebanyakan orang, yang akhirnya membuat remaja merasa tertekan untuk mengikuti tren tersebut. Dampaknya bisa sangat besar bagi kesehatan mental remaja, terutama bagi mereka yang sudah rentan terhadap perasaan cemas dan rendah diri.
Survei mengenai Dampak Media Sosial terhadap Citra Diri Remaja
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Common Sense Media (2020), dampak media sosial terhadap citra tubuh remaja sangat nyata. Hasil survei menunjukkan bahwa:
- 35% remaja merasa cemas ketika mereka ditandai (tagging) dalam foto yang mereka anggap tidak menarik. Mereka khawatir bahwa foto tersebut akan dinilai negatif oleh orang lain atau dianggap tidak sesuai dengan citra diri yang mereka inginkan.
- 27% remaja merasa stres dengan penampilan mereka saat mengunggah foto. Proses memilih foto yang "layak" diunggah sering kali menjadi stres tersendiri, karena mereka ingin memastikan bahwa foto tersebut mendapatkan perhatian atau pengakuan dari orang lain.
- 22% remaja merasa tidak percaya diri jika tidak ada yang mengomentari atau memberi "like" pada foto yang mereka unggah. Ketergantungan pada validasi sosial ini dapat merusak rasa percaya diri, karena remaja sering mengaitkan self-worth mereka dengan respons yang mereka terima di media sosial.
Pentingnya Penggunaan Media Sosial yang Sehat
Menghadapi fenomena ini, penting bagi orang tua, pendidik, dan masyarakat untuk menyadari dampak yang ditimbulkan oleh media sosial terhadap kesehatan mental remaja. Salah satu cara untuk mengurangi dampak negatif ini adalah dengan mengajarkan remaja tentang penggunaan media sosial yang bijak. Pendidikan tentang bagaimana media sosial dapat memengaruhi persepsi diri dan pentingnya membangun citra diri yang sehat harus dimulai sejak dini.
Selain itu, remaja juga perlu diberikan pemahaman tentang digital detox, yaitu waktu untuk jauh dari media sosial, untuk memberi ruang bagi kesehatan mental mereka. Mengurangi ketergantungan pada "like" dan komentar, serta mendorong mereka untuk lebih fokus pada hubungan sosial yang nyata di dunia offline, juga bisa membantu mencegah perasaan cemas yang berlebihan.
Kesimpulan
Meskipun media sosial menawarkan berbagai manfaat seperti mempermudah komunikasi dan berbagi informasi, kita tidak bisa menafikan dampak negatif yang bisa ditimbulkan terhadap kesehatan mental, terutama bagi remaja. Gangguan seperti kecemasan, stres, dan rendah diri dapat muncul akibat paparan terhadap citra tubuh yang tidak realistis dan tekanan sosial yang ada di media sosial. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan media sosial dengan bijak dan menjaga keseimbangan antara dunia online dan offline agar kesehatan mental tetap terjaga.
Sumber :
Common Sense Media. (2020). How Is Body Image Affected by Social Media and Going Online?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H