Malam-malam menyalakan televisi ternyata ada yang ramai-ramai. Suara saut-bersaut, tanpa kontrol. Ada yang berteriak-teriak, ada yang bermuka masam, ada yang ketawa-tawa. Ada yang ketuk-ketuk, ada yang esmosi. Ada yang ngomong maunya menang sendiri. Ada yang ga diberi kesempatan ngomong tiba-tiba naik panggung. Ada suara perempuan tapi kelakuannya ga kayak perempuan. Pokoknya banyak yang aneh membuat mata sakit melihatnya, telinga menjadi distorsi.
Saya segera berpikir, oo... ini pasti ada di tempat lelang Pasar Ikan. Tapi... kok banyak orang berdasi?. Kok ada kursi-kursi empuk, kok ada yang buka Blackberry, kok ada pimpinan fraksi segala, kok ada voting alias pemungutan suara, ada yang walk out, ada yang ngomong berbelit-belit, ada yang sudah dilarang bicara sama yang dipanggilnya pimpinan  masih saja nekat bicara.
Lambat laun saya menyadari, bahwa saya lagi nonton Rapat Paripurna. Â Tapi selanjutnya saya masih menggumam.. Rapat Paripurna kok kayak TPI Pasar Ikan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H