Mohon tunggu...
Welly Indrawati
Welly Indrawati Mohon Tunggu... Guru - Semangat

Mahasiswa baru yang sedang mencari teman

Selanjutnya

Tutup

Diary

Cita Rasa Dan Pengalaman Baru di Purworejo

29 Januari 2022   22:01 Diperbarui: 29 Januari 2022   22:03 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Kerupuk lempeng merupakan suatu makanan khas dari Purworejo. Hampir setiap kegiatan warga tak lupa menyisipkan kerupuk lempeng untuk cemilan atau teman makan. Kerupuk ini terbuat dari tepung singkong atau biasa disebut tepung tapioca. Gurih dana asin adalah perpaduan yang tepat. Tak hanya itu, kerupuk lempeng juga memiliki bentuk yang unik dimana kerupuk berbentuk bulat dengan diameter kurang lebih 15 cm dan dipotong menjadi empat bagian.

Kerupuk lempeng bukan hanya produk yang dikenal warga satu desa, melainkan sudah dikenal sampai desa lain. Meskipun penyebutan yang berbeda di setiap desa akan tetapi nama kerupuk lempeng tetap melegenda. Di desa purworejo sendiri memiliki kurang lebih 50 produsen kerupuk lempeng dalam satu dusun. Setiap produsen memiliki cita rasa yang berbeda tergantung selera konsumen. Dan setiap hari para produsen membuat kerupuk lempeng baik untuk pesanan atau hanya untuk stok.

Dari kurang lebih 50 produsen kerupuk lempeng, Ibu Lili menjadi tempat untuk kami belajar membuat kerupuk lempeng. Ibu Lili merupakan salah satu produsen kerupuk lempeng             yang cukup terkenal di Desa Purworejo. Beliau tinggal di Dusun Pakan dan setiap harinya hanya  membuat kerupuk lempeng dan bertani. Dalam satu hari, beliau tidak mentargetkan harus berapa kg pembuatan kerupuk lempeng. Pesanan terbanyak bisa mencapai 10 kg untuk pesanan hajatan, sekedar oleh- oleh, dan acara lainnya.

Dizaman yang modern ini, tentu membutuhkan inovasi baru dalam pembuatan kerupuk lempeng. Karena besar harapan kami agar kerupuk lempeng bisa diproduksi sampai luar kota sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat serta membawa nama baik Desa Purworejo. Kami dan karang taruna Dusun Pakan membuat inovasi baru dalam segi rasa, bentuk, dan pengemasan kerupuk lempeng. Varian baru yang dibuat terdapat lima rasa yakni rasa bawang, udang, pedas, cumi, dan original. Sedangkan bentuknya kotak kecil serta pengemasan yang lebih menarik.

Pada tanggal 4 Januari, kami memulai dengan memarut singkong sekitar 2 ember lalu diselep menjadi tepung tapioca. Setelah itu, kami membantu memotong seledri, bawang merah bawang putih dan mengahaluskan bahan seperti cabai, udang, cumi untuk varian rasa yang baru. Sedangkan ibu Lili mencapurkan tepung tapioca dengan tapung kanji dan bumbu rahasia lainnya. Adonan pun dibuat dan satu persatu adonan tersebut dicetak menggunakan loyang dan direbus kurang lebih sampai adonan itu padet. Adonan diangkat lalu diletakkan diatas papan bambu.

Proses pengeringan, setelah adonan selesai diletakkan diatas papan bambu, adonan siap untuk dijemur dibawah sinar matahari sampai setengah matang. Setelah itu, diangkat kembali untuk dipotong menggunakan gunting dengan bentuk kotak kecil. Setelah itu, kerupuk pun dijemur kembali sampai kering. Proses selanjutnya yaitu penggorengan. Adonan yang sudah kering tadi digoreng dalam minyak panas. Lalu dimasukkan kedalam alat pengering agar kerupuk tidak terlalu berminya. Tahap akhir dari pembuatan kerupuk lempeng yakni pengemasan. Kemasan dibuat semenarik mungkin agar konsumen tertarik untuk membeli.

Dalam proses penjualan, produk kerupuk lempeng dipromosikan melalui status Whatsapp. Satu kemasan dibandrol harga Rp.3000 saja dengan kemasan yang menarik serta cita rasa yang berkualitas. Dalam tahap uji coba, kami hanya menjual 50 bungkus kerupuk, dimana masing -- masing kerupuk terdapat 10 bungkus.

Begitulah keseruan kami dalam mengkuti kegiatan produksi kerupuk lempeng. Pengalaman yang luar biasa serta memberi inovasi baru dalam pembuatan kerupuk lempeng agar lebih dikenal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun