Lamongan yang sempat mempermasalahkan sampah plastik karena kurang adanya fasilitas pembuangan sampah untuk masyarakat setempat.
Isu sampah plastik menjadi masalah utama di berbagai tempat di Indonesia. Menurut laporan dari KompasTV yang ditayangkan pada 10 Juli 2023, Indonesia menjadi penyumbang sampah plastik tersebar ke-2 di Dunia. Isu ini juga kerap kali menjadi permasalahan di berbagai wilayah di Indonesia. Salah satunya adalah Desa Kedunglerep Kecamatan Modo KabupatenPada kesempatan kali ini BBK 4 Universitas Airlangga berkesempatan untuk mengabdi di desa Kedunglerep. Untuk mengatasi isu sampah plastik, Mahasiswa BBK 4 yang mengabdi di desa Kedunglerep membuat sebuah program kerja bernama KREATIF (Kreasi Ecobrick Untuk Ramah Lingkungan dan Inovatif). KREATIF adalah program unggulan Kelompok Kedunglerep 2 yang merupakan program ecobrick dengan memanfaatkan botol bekas untuk disulap menjadi icon Desa Kedunglerep.
Langkah awal yang dilakukan Kelompok Kedunglerep 2 yaitu berdiskusi dengan Bapak Kepala Desa dan Sekretaris Desa untuk letak penempatan ecobrick. Saat berdiskusi, Bapak Kepala Desa yaitu Pak Supriyadi, memberi masukan agar diletakkan di depan bangunan BUMDes (Badan Usaha Milik Desa). Tidak hanya itu, kami juga diperkenalkan kepada Pak Saiful selaku warga setempat yang memiliki jasa membuat kerangka ecobrick. Setelah mencapai kesepakatan bersama, Kelompok Kedunglerep 2 mengunjungi Kepala Dusun serta seluruh Ketua RT dari 3 dusun di Desa Kedunglerep yaitu Dusun Bajul, Dusun Terban, dan Dusun Rebulo. Kunjungan tersebut guna memperkenalkan program KREATIF dan menghimbau warga setempat untuk mengumpulkan botol plastik dari masing-masing rumah lalu kami akan mengambilnya untuk diolah menjadi icon Kedunglerep.
Dihitung dari tanggal 8 Juli 2024 hingga 20 Juli 2024, Kelompok BBK 4 Kedunglerep 2 berhasil mengumpulkan sekitar 1000 botol dari warga setempat. Kami mengunjungi beberapa rumah warga terutama yang memiliki warung ataupun toko sembako. Adapun beberapa warga yang menghubungi kami untuk mengambil botol bekas yang ada di rumah mereka. Bantuan dan kontribusi warga Kedunglerep sangat berpengaruh besar dalam menyukseskan Program Kerja KREATIF.
Setelah terkumpul cukup botol, kelompok kami mulai melanjutkan langkah berikutnya yaitu mencuci dan mengecat botol. Karena dusun tempat posko kami tinggali sering kesulitan air, kami mencuci botol-botol tersebut di sungai terdekat. Proses mengecat dilakukan selama 4 hari dan dilakukan di sela-sela persiapan program kerja lainnya. Selain itu, kami juga mendapatkan bantuan tenaga dari Kelompok Kedunglerep 1 yang sudah berbaik hati membantu menyukseskan proses pembuatan ecobrick ini dengan membantu mengumpulkan dan mengecat botol juga.
Tepat pada tanggal 23 Juli 2024, bersama Bapak Kepala Desa, semua pengurus desa, beserta Kelompok Kedunglerep 1 hadir dalam peresmian program ecobrick KREATIF. Pada saat peresmian ini, Pak Supriyadi selaku Kepala Desa menyerukan “Bismillahirahmanirahim, pada hari ini, Selasa tanggal 23 Juli 2024, kami pemerintah Desa Kedunglerep bersama BBK 4 UNAIR meresmikan program ecobrick Kedunglerep Loh Jinawi,” sembari memotong pita. Dengan selesainya sesi potong pita oleh Bapak Kepala Desa, program ecobrick KREATIF BBK 4 Universitas Airlangga resmi selesai.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya