Mohon tunggu...
welly azkia
welly azkia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa Keperawatan, memiliki hobi di bidang foto dan videografi serta desain grafis

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Cara Mencegah HIV/AIDS dalam Keluarga

22 Agustus 2023   12:55 Diperbarui: 22 Agustus 2023   13:17 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Definisi
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem imun atau kekebalan tubuh manusia, dimana virus ini akan masuk ke dalam inti sel dan menginfeksi DNA dengan mereplikasi DNA. Sedangkan AIDS (Acquired
/mmunoh Drfefhicibency Skyndrome)adalah gejala yang ditimbulkan karena adanya virus dalam tubuh yaitu HIV.

Faktor risiko
Pada dasarnya HIV/AIDS dapt ditularkan melalui cairan/darah. Oleh karena itu faktor risiko ternyajidnya HIV/AIDS diantaranya :
1. Seks bebas
2. Penggunaan jarum suntik yang sama pada pengguna napza
3. Ibu hamil yang mengidap HIV/AIDS pada janin
4. Melakukan hubungan seks sesama jenis

Manifestasi klinis
Gejala HIV/AIDS dibagi menjadi 4 fase/stadium
1. Stadium 1, dimana ini merupakan awal tanda gejala pada HIV dan belum sampai kepada AIDS dikarenakan belum ada tanda dan gejala yang dialami.
2. Stadium 2, difase ini imunitas penderita perlahan mulai menurun. Adapun tanda gejala yang dirasakan pada fase ini adalah penurunan BB yang mencapai 10%, infeksi saluran pernapasan, infeksi jamur pada kuku dan jari, herpes zoster, gatal pada kulit, dermatitis seboroik, dan stomatitis.
3. Stadium 3, difase inilah muncul tanda gejala yang spesifik pada ODHA, yaitu diare kronis,  demam yang berkepanjangan, infeksi jamur di mulut, bercak putih pada lidah, TB paru, radang mulut akut, penurunan sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.
4. Stadium 4, pada fase ini AIDS muncul dengan ditandai adanya pembengkakan kelenjar limfa diseluruh tubuh dan timbul gejala yang oportunistik seperti :
    * Pneumonia
    * Infeksi sendi dan tulang, radang otak
    * Infeksi herpes simplex kronis
    * TB kelenjar
    * Infeksi di kerongkongan
    * Penurunan kesadaran

Pemeriksaan Penunjang
Untuk mengetahui dan memastikan seseorang terpapar HIV/AIDS adalah melakukan pemeriksaan laboratorium diantaranya :
1. ELISA (Enzyme-Linked ImmunoSorbent Assay), hasil tes akan positif apabila terjadi infeksi selama 2-3bulan
2. Western blot,
3. PCR (Polymerase Chain Reaction) digunakan untuk :
    * Tes HIV pada bayi
    * Menetapkan status infeksi individu yang seronegatif pada kelompok berisiko tinggi
    * Tes pada kelompok tinggi sebelum terjadi serokonversi.
    * Tes konfirmasi untuk HIV-2, sebab ELISA mempunyai sensitivities rendah untuk HIV-2.

Pengobatan
Pengobatan yang populer pada penderita HIV/ AIDS adalah dengan pemberian ARV (anti retori virus) sebagaimana yang telah tercantum dalam Surat Edaran Dirjen P2P No. 1564 tahun 2018 tentang Penatalaksanaan ODHA untuk Eliminasi HIV AIDS Tahun 2030. Dimana dengan adanya program pengobatan ini diharapkan agar dapat meningkatkan kualitas hidup ODHA, mencegah terjadinya penularan virus dengan skala besar serta menekan angka kematian pada ODHA.
Adapun pengobatan lain yang dapat dilakukan adalah obat infeksi oportunistik yaitu obat yang digunakan untuk penyakit yang muncul sebagai efek samping rusaknya kekebalan tubuh.

Pencegahan
Upaya pencegahan HIV/AIDS dapat dibagi menjadi 3, yaitu :
1. Pencegahan primer, pencegahan yang dilakukan dengan memberikan edukasi/penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan HIV/AIDS.
2. Pencegahan sekunder, pencegahan yang dilakukan dengan pemberian pengobatan segera pada orang yang baru terpapar HIV/AIDS.
3. Pencegahan tersier, pencegahan yang dilakukan untuk mengurangi komplikasi pada penderita HIV/AIDS yang telah terpapar.
Keluarga merupakan kelompok kecil dalam masyarakat yang berperan penting dalam upaya  pencegahan HIV/AIDS. Adapun upaya yang dapat dilakukan keluarga adalah :
1. Menanamkan nilai agama. Agama adalah pondasi dasar dalam kehidupan, dimana setiap agama merupakan panduan seseorang untuk hidup. Semua agama mengajarkan untuk selalu melakukan hal hal baik. Jika sudah tertanam nilai nilai agama yang kokoh didalam diri, maka kecil kemungkinan untuk seseorang berbuat hal yang buruk yang dapat mendorong seseorang berbuat seks bebas dan penggunaan napza yang berakibat pada HIV/AIDS. Oleh karena itu, menanamkan nilai agama sejak dini sangatlah penting.
2. Perhatian dan kasih sayang. Masa remaja merupakan peralihan dari masa anak menuju dewasa. Hal ini membuat remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sehingga mencoba segala sesuatu yang baru. Sebagian orang tua yang tidak mempedulikan lingkungan anaknya dan sibuk bekerja sehingga anaknya kurang mendapat perhatian dan kasih sayang. Anak akan merasa sendiri dan tidak ada tempat berbagi. Hal inilah yang juga dapat memicu sebagian remaja untuk melakukan penyalahgunaan napza.
3. Sosial kontrol. Manusia hidup dengan lingkungan sekitarnya, maka diperlukan sosial kontrol atau pengawasan. Begitupun dalam keluarga. Perlu adanya pengawasan keluarga terhadap anggota keluarganya sendiri. Dengan adanya pengawasan, keluarga dapat melihat perkembangan anaknya secara berkelanjutan. Selain mencegah, pegontrolan juga dapat dilakukan dengan cara memberikan sanksi agar tidak terulang kemudiannya. Kaitannya fungsi kontrol keluarga dengan penyalahgunaan narkoba dan perilaku seks bebas sangatlah penting. Karena dengan adanya kontrol keluarga, maka kegiatan, aktivitas, serta perilaku akan terlihat. Apabila terdapat perilaku yang menyimpang pada anak, maka keluarga akan segera mengetahuinya.
4. Kesadaran dan Keberanian Orang Tua Melapor Perilaku Anak Yang Menyimpang. Sebagian kelurga yang tidak mampu melakukan fungsi kontrol secara preventif terhadap perilaku anaknya yang menyimpang, maka sebaiknya keluarga menyerahkan kepada pihak yang berwenang untuk dilakukannya rehabilitasi untuk memperbaiki dan menunjang pola pikir anak yang dapat menyelamatkan masa depan anaknya. Untuk itu diperlukan kesadaran serta keberanian orang tua untuk melaporkan kepada pihak yang berwenang apabila terdapat perilaku menyimpang dari anaknya.

sumber : 

Hanifah, Abu. 2008. Pencegahan masalah HIV/AIDS melalui pendekatan keluarga. https://ejournal.kemsos.go.id/index.php/SosioKonsepsia/article/view/670/297.


Puspita, Ita & Ratnawati. 2021. Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan HIV/AIDS. https://rssoewandhi.surabaya.go.id/gejala-pengobatan-dan-pencegahan-hiv-aids/.


Salawati, Liza & Ibnu Abbas. 2022. Pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS pada pekerja konstruksi melalui eliminasi HIV  di Indonesia tahun 2030. http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JKS/article/download/20777/15084.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun