Pengalaman saya dalam melihat perkembangan bangsa ini mungkin belum seberapa. Sumbangsih saya untuk bangsa ini juga jangan ditanyakan, masih kalah jauh dari yang telah Bapak, Ibu, Abang, Kakak, lakukan. Bukan hendak mengeluh atau mengurui. Mungkin naluri alami sebagai manusia ingin saling mengingatkan kepada kita semua.
Miris sekali kalau kita lihat perkembangan bangsa ini dari masa ke masa. Pembangunan fisik stagnan jalan ditempat. Pembangunan SDM apalagi dari tahun ketahun semakin merosot bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga.Â
Masyarakat semakin malas, dengan masyarakat konsumtif yang lebih tinggi dari pada masyarakat produktif. Menambah cepat bangsa ini dijajah oleh produk-produk asing. Masyarakat kita ingin mudah tanpa mau berusaha lebih. Akibatnya di berbagai sisi kita cenderung menjadi penikmat/pengkonsumsi bukan pihak yang menciptakan.Â
Birokrasi semakin semarawut. Para penegak hukum yang katanya pengayom masyarakat justru bertindak kejam menindas masyarakat. Para wakil rakyat yang katanya perpanjangan tangan rakyat, semakin gesit menipu rakyat. Para birokrat yang seharusnya melayani masyarakat terus membelit bak benalu bagi masyarakat.Â
Satu-demi satu pemimpin berganti. Berganti karakter, berganti suku, namun tidak pernah berganti prilaku, tetap saja penipu rakyat. Sosok demi sosok telah berlalu. Saat kampanye bak pahlwan yang siap memperjuangkan nasib rakyat. Setelah duduk semua digadaikan.Â
Kita tidak pernah mendapatkan pemimpin yang hebat dan  baik. Tentu bukan karena tidak ada orang baik yang hebat, bukan pula karena masyarakat kita yang bodoh dalam memilih. Tetapi acapkali pilihan pemimpin yang baik itu memang belum ada.Â
Lalu pertanyaannya kena bisa belum ada selama ini calon pemimpin yang baik? Jawabannya, karena orang baik yang hebat terlalu mudah menyerah. Terlalu gampang acuh tak acuh pada nasib bangsa dan rakyat. Orang-orang baik yang hebat ini lebih memilih diam menikmati hidup mereka yang serba berkecukupan. Dan menutup mata atas penderitaan sanak saudara mereka.Â
Padahal bukankah kita semua ini ditugaskan untuk menjadi pemimpin oleh sang Khalik. Dan lagi pula kehancuran bangsa ini bukan hanya karena ulah orang-orang jahat, tetapi karena diamnya orang-orang baik yang hebat, yang seharusnya bisa memimpin bangsa ini menjadi lebih baik.Â
Sampaikan kapan kita akan terus dipimpin oleh seseorang yang memimpin dirinya saja tidak mampu? Bagaimana bisa kita hidup tenang sementara apa-apa yang akan terjadi pada bangsa ini telah diatur oleh segelintir elit untuk kepentingan kelompol, golongan dan ras mereka. dan sampaikan kapan wahai engkau orang-orang baik yang hebat-hebat akan terus berpangku tangan? jangan tunggu setelah bangsa ini tinggal nama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H