TIPS MELAKSANAKAN SHALAT DENGAN KHUSYU' :
1. Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu`,
(yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. [2:45-46]
Khusu’ :Mengenal Allah, Menghadirkan diri , Mengagungkan -Nya, dan Takut Kepada-Nya yang meyakini bahwa mereka sedang menemui Rabb mereka, dan mengarah menuju kembali kepada-Nya (Al-Baqarah: 46)
2. Pengertian Khusyu’ Secara Bahasa Tunduk, pasrah. merendah atau diam. Artinya mirip dengan kata khudhu'. Hanya saja kata khudhu' lebih sering digunakan untuk anggota badan, sedangkan khusyu' untuk kondisi dan gerak-gerik hati. Bisa juga berarti rendah perlahan, biasanya digunakan untuk suara. Allah berfirman;Dan (khusyu') merendahlah semua suara kepada Rabb Yang Maha Pemurah, maka kamu tidak mendengar melainkan bisikan saja (Ath-Thaahaa: 108)
3.Arti khusyu' juga bisa diam, tak bergerak. Allah berrman yang artinya: Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, kamu lihat bumi itu diam tak bergerak (ada juga yang mengatakan: tandus-Pent), dan apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur (Al-Fushshilat: 39)
4. Secara Istilah Khusyu' artinya: kelembutan hati, ketenangan sanubari yang berfungsi menghindari keinginan keji yang berpangkal dari memperturutkan hawa nafsu hewani, serta kepasrahan di hadapan ilahi yang dapat melenyapkan keangkuhan, kesombongan dan sikap tinggi hati. Adapun pengertian khusyu' di dalam shalat: kondisi hati yang penuh dengan ketakutan, mawas diri dan tunduk pasrah di hadapan keagungan Allah. Kemudian semua itu membekas dalam gerak-gerik anggota badan yang penuh hikmat dan konsentrasi dalam shalat, bila perlu menangis dan memelas kepada Allah; sehingga tak memperdulikan hal lain.
5. Menurut Para Sahabat dan Ulama Ibnu Abba's : “Penuh takut dan khidmad. Al-Mujahid :;Tenang dan tunduk. Ali bin Abi Thalib: “kekhusyu'an hati.“ . Hasan al-Bashri: “Berawal dari dalam sanubari, lalu terkilas balik ke pandangan mata mereka sehingga mereka menundukkan pandangan mereka dalam shalat. Imam Atha‘: “Tak sedikitpun kita mempermainkan salah satu anggota tubuh kita.
6. Menyadari Bahwa Shalat Adalah Perjumpaan, Sekaligus Komunikasi Dirinya Dengan Allah;Apabila seorang di antaramu sedang shalat, sesungguhnya dirinya sedang berkomunikasi kepada Allah. Maka janganlah ia membuang ludah ke hadapan muka, atau ke arah kanan; tapi hendaknya ia membuangnya ke-sebelah kiri, atau di bawah telapak kakinya
(H.r. Bukhari, Muslim, Nasa‘i, dan lain-lain)
7. Ikhlash Dalam Melaksanakannya;Yang menjadikan hidup dan mati, agar Dia menguji kamu; siapakah di antara kamu sekalian yang terbaik amalannya (Q.s Al-Mulk: 2) Berkenaan dengan ayat ini; Fudhail bin Iyyadh pernah menyatakan: Yang dimaksudkan dengan yang terbaik amalannya, adalah yang paling ikhlas dan paling benar
8. Mengkonsentrasikan Diri Hanya Untuk Allah;Seandainya seorang hamba (sesudah berwudhu dengan baik) tegak melakukan shalat, memuji Allah, menyanjung-Nya, menyucikan diri-Nya yang mana itu memang merupakan hak-Nya, mengkonsentrasikan diri hanya mengingat Allah; maka ia akan keluar dari shalatnya laksana bayi yang baru dilahirkan (H.r. Muslim dan Ahmad) Al-Imam Ibnu Katsir menyatakan: Sesungguhnya kekhusyu'an dalam shalat itu hanya dapat dicapai oleh orang yang mengkonsentrasikan hatinya untuk shalat itu, disibukkan oleh shalat hingga tak mengurus yang lainnya; sehingga ia lebih mengutamakan shalat dari amalan yang lain
9. Menghindari Berpalingnya Hati Dan Anggota Tubuh Dari Shalat Aisyah pernah bertutur: “Aku pernah bertanya kepada Rasulullah tentang berpalingnya wajah di kala shalat, ke arah lain. Beliau menjawab:;Itu adalah hasil curian setan dari shalat seorang hamba.” (H.r. Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa‘i , dan lain-lain )
10. Merenungi Setiap Gerakan Dan Dzikir-Dzikir Dalam Shalat Imam Ibnul Qayyim pernah menyatakan:;Ada satu hal yang ajaib, yang dapat diperoleh oleh orang yang merenungi makna-makna Al-Qur'an. Yaitu keajaiban-keajaiban Asma dan Sifat Allah. Itu terjadi, tatkala orang tadi menuangkan segala curahan iman dalam hatinya, sehingga ia dapat memahami bahwa setiap Asma dan Sifat Allah itu memiliki tempat (bukan dibaca) di setiap gerakan shalat. Artinya bersesuaian. Tatkala ia tegak berdiri, ia dapat menyadari ke-MahaTerjaga-an Allah, dan apabila ia bertakbir, ia ingat akan ke-MahaAgung-an Allah
11. Memelihara Tuma'ninah (Ketenangan), Dan Tidak Terburu-buru Dalam Shalat dan ruku'lah sehingga kamu tuma'ninah dalam ruku' itu. Lalu tegaklah berdiri sampai kamu tuma'ninah dalam berdiri (H.r. Bukhari, Muslim, Abu Dawud , dan yang lainnya )
12. Semangat Dalam Melakukannya Apabila salah seorang di antara kamu mengantuk, sedangkan ia tengah melalukan shalat; hendaknya ia tidur terlebih dahulu sehinga hilang rasa mengantuknya. Karena kalau ia shalat terus, jangan jangan, ia ingin beristighfar malah mencaci dirinya sendiri (H.r. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa‘i, Ibnu Majah, Ahmad, Darimi, dan Malik)