Mohon tunggu...
Welhelmus Poek
Welhelmus Poek Mohon Tunggu... Konsultan - Foto Pribadi

Welhelmus Poek seorang aktivis NGO yang sangat intens advokasi isu-isu Hak Asasi Manusia terutama hak-hak kelompok marginal, secara spesifik memperjuangkan hak-hak anak muda, gender dan keadilan sosial lainnya. Lahir di Pulau Rote, 17 Juni 1981. Mengawali karir NGO di Plan International Indonesia tahun 2004 hingga 2015. Kemudian bergabung dengan Hivos International tahun 2016 untuk program energi terbarukan di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. Tahun 2018-2019 melanjutkan study Master of International Development di University of Canberra. Tahun 2020 kembali bergabung dengan Hivos International untuk program energi terbarukan di Pulau Sumba. Welhelmus juga aktif di Forum Akademia NTT dan masih mensupport aktivitas Institute of Resource Governance and Social Change (IRGSC) Kupang, NTT hingga kini.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Jangan Bilang "Kalah" sebelum "Berperang"

15 Desember 2016   19:17 Diperbarui: 15 Desember 2016   19:34 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Persaingan para kandidat Gubernur DKI Jakarta edisi kali ini benar-benar menyita perhatian masyarakat Indonesia. Bahkan dunia Internasional. Tidak heran, muncul beberapa statement yang bertebaran di media sosial, bahwa seakan-akan Pilkada kali ini, aromanya seperti perhelatan Pemilihan Presiden Indonesia.

Ya, tiga kandidat Gubernur dan Wakil Gubernur saat ini boleh dibilang "mewakili" tiga kekuatan besar. Partai-partai besar di belakang mereka, dengan tokoh-tokoh politiknya, tentunya turut memberi rasa pilkada ala pilpres tersebut.

Kehadiran pasangan Agus-Silvy, Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga disebut-sebut sebagai "magnet" pilkada yang "mendunia". Ketiganya terlihat dalam beberapa minggu terakhir ini sangat sibuk turun ke lapagan. Sekedar menyapa para pendukung dan terus mencari dukungan dan simpati warga. Berbagai strategi kampanye telah diperlihatkan. Sangat menarik untuk terus menyimak perkembangan Pilkada Jakarta.

Namun, ada hal yang sangat mengelitik. Di tengah-tengah masa kampanye, harusnya semua paket manfaatkan setiap momentum untuk mencari simpati masyarakat banyak dengan menjabarkan secara terbuka program atau visi misinya. Tentunya masyarakat luas pingin tahu dan setidaknya sebagai justifikasi atas pilihan mereka. Terutama bagi warga DKI Jakarta. Jangan lupa, DKI Jakarta adalah WAJAH UTAMA Indonesia, dan sudah sepatutnya menjadi acuan bagi daerah lainnya. Tapi, ternyata pada beberapa momentum, tidak dimanfaatkan oleh semua pasangan. Sebut saja pasangan Agus-Silvy, terutama dalam sesi debat antar calon yang diprakarsai beberapa TV Nasional.

Mungkin ini bukan jadwal resmi KPU, tetapi kembali pada subtansinya, bahwa para pasangan calon, harusnya berani "Jual Diri" dalam berbagai kesempatan. Apalagi kalau bicara kampanye melalui media massa, misalnya televisi, ini sebuah keuntungan besar. Sayang kalau dilewatkan.

Nah, setidaknya itu yang diperlihatkan Pasangan Agus-Silvy. Pada beberapa kesempatan mereka "menolak" hadir. Termasuk malam ini di Kompas TV. Sepertinya mereka lebih "nyaman" berada di lapangan. Ketemu langsung masyarakat. Kita tidak tahu pasti apa alasan mereka, tapi sekali lagi sangat disayangkan ketidakhadirannya.

Terus terang, masyarakat sangat ingin mengetahui lebih jelas visi misi mereka. Oleh karena itu, ketika moment-moment ini tidak dimanfaatkan oleh pasangan Agus-Silvy, bukan tidak mungkin akan "kehilangan" kepercayaan masyarakat. Bahkan bisa saja pendukungnya kecewa dan beralih dukungan. Semoga tidak demikian.

Ya, kita tidak tahu persis apa strategy Tim Agus-Silvy, tetapi sesungguhnya cara-cara seperti ini akan menjadi sebuah tanda tanya besar ditengah-tengah masyarakat Jakarta yang sudah sangat rasional dalam memberikan pilihan. Paling tidak, Jangan bilang "kalah" sebelum "berperang". Saatnya tunjukan keberanian dan ketegasan, bahwa setiap pasangan yang ada saat ini benar-benar layak memimpin Jakarta. Karena nantinya akan menjadi panutan bagi daerah lainnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun