[caption id="attachment_394598" align="aligncenter" width="650" caption="Ilustrasi flu (gpointstudio)"][/caption]
Musim penghujan identik dengan penyakit yang disebabkan virus influenza ini. Bila virus ini menyerang anggota keluarga atau orang terdekat, sebaiknya dilakukan tindakan pencegahan terhadap anggota keluarga yang lain agar tidak tertular virus ini.
Dalam praktik tradisional, herbal dapat digunakan untuk mengobati gejala atau dukungan sistemik jangka pendek (hingga 8 minggu) selama musim dingin dan flu. Herbal seperti Echinacea umumnya tidak diminum selama lebih dari 6-8 minggu. Ginseng dapat digunakan untuk jangka waktu yang lebih lama pada pasien tua atau lemah. Produk alami lainnya, seperti bawang putih dan madu, dapat digunakan setiap hari untuk jangka waktu yang lama sebagai bagian dari menu makanan sehari-hari.
Dalam artikel menarik yang diunggah oleh medscape.com berjudul Complementary and Alternative Medicine Therapies for Cold and Flu Season disebutkan herbal-herbal tersebut dapat digunakan untuk terapi gejala flu pada musimnya. Berikut saya mencoba mengulas herbal pencegah penyakit influenza satu per satu.
Echinacea (Echinacea purpurea)
Secara in-vitro echinacea dapat menghambat produksi sitokin pro-inflamasi yang disebabkan oleh virus influenza dan menunjukkan aktivitas antivirus langsung. Dalam kebanyakan penelitian, echinacea telah ditoleransi dengan baik tetapi efek samping alergi dan ruam kulit mungkin terjadi. Dalam bentuk produk, echinacea dapat ditemui di Indonesia seperti Imbost atau Echinacea Sido Muncul.
Bawang Putih (Alium sativum)
Bawang putih merupakan makanan atau bumbu dapur yang sering digunakan dan biasa digunakan untuk mencegah dan mengobati gejala flu. Sebuah penelitian mengungkapkan efek suplementasi bawang putih pada flu menemukan bahwa suplemen bawang putih setiap hari (180 mg kandungan allicin selama 12 minggu) secara signifikan mengurangi gejala flu.
Sambiloto (Andrographis paniculata)
Pada penelitian yang dilakukan dengan 7 percobaan yang melibatkan hampir 900 pasien, termasuk anak-anak, menunjukkan bahwa sambiloto secara signifikan lebih efektif daripada plasebo dalam mengobati gejala flu yang disebabkan cuaca dingin.
Madu
Madu adalah suplemen rumahan yang biasa digunakan untuk mengobati gejala infeksi pernapasan, terutama tenggorokan gatal dan batuk. Sebuah uji coba terkontrol secara acak dari 105 anak-anak dengan pilek mendukung penggunaan madu untuk meredakan batuk yang mengganggu tidur.
Dengan pencegahan dan penanganan dengan menggunakan herbal di atas semoga dapat membantu mencegah terjadinya flu pada musimnya. Semoga bermanfaat...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H