Mohon tunggu...
Weka Bhagawan
Weka Bhagawan Mohon Tunggu... profesional -

Seorang biasa yang berprofesi sebagai apoteker. Sedang mendalami kimia bahan alam di Magister Ilmu Farmasi UNAIR. Tertarik pada dunia kesehatan dan sepak bola.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Buah di Sepanjang Jalan Kota Surabaya itu Ternyata Beracun!

27 Maret 2015   11:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:55 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="alignnone" width="720" caption="POHON BINTARO- Pohon dengan nama latin Cerbera manghas ini telah digunakan Pemkot Surabayab sebagai alternatif penghijauan di Surabaya (Sumber: Dok. Pri)"][/caption] Kota Surabaya memang menunjukkan perubahan dari aspek kenyamanan belakangan ini. Banyak ruang kota yang dahulu dijejali beton-beton bangunan maupun pedagang kaki lima kini mulai tampak hijau dan asri. Pohon-pohon rindang di tepi jalan protokol melambai, seakan mengusir kotornya polusi udara di kota terbesar ke-2 di Indonesia itu. Beberapa spesies pohon dijadikan alternatif pilihan untuk penghijauan kota. Diantara spesies tersebut, pohon Bintaro adalah alternatif pilihan yang banyak ditanam. Selain mudah tumbuh di daerah bertanah gersang, pohon Bintaro juga merupakan jenis tumbuhan berdaun lebat dan tinggi, efektif untuk memberikan efek teduh pada ruang kota yang panas menyengat. Seperti dilansir Jawa Pos (27 Maret 2015), Pemerintah Kota Surabaya melalui Bidang Pertamanan dan PJU DKP telah menggencarkan penanaman pohon Bintaro ini di sepanjang jalan-jalan protokol dan taman-taman kota. Mulai sepuluh tahun lalu tanaman tersebut mulai ditanam di Surabaya. Pagi tadi penulis juga mengamati banyaknya pohon Bintaro di sepanjang jalan protokol Gubeng Airlangga yang notabenenya merupakan tempat penulis tinggal. [caption id="" align="alignnone" width="960" caption="TUMBUH SUBUR- Pohon Bintaro tumbuh subur dan berderet di sepanjang Jl. Gubeng Airlangga (Sumber: Dok. Pri)"][/caption] Biasanya, pohon dengan nama latin Cerbera manghas tersebut hidup di daerah pantai atau kawasan mangrove dengan daun yang berbentuk lonjong dengan susunan berseling. Buahnya yang masih muda berwarna hijau menyerupai markisa, jika sudah masak buah tersebut berwarna merah. Disamping keefektifan tumbuhan Bintaro sebagai paru-paru kota, ternyata bagian tumbuhan ini juga menyimpan efek negatif. Bagian tumbuhan yang memiliki efek negatif adalah buahnya. Buah Bintaro yang memiliki profil menyerupai buah markisa ini ternyata memiliki kandungan senyawa berbahaya yang dapat memberikan efek toxic (beracun) bagi manusia. Seberapa Berbahayakah Buah Bintaro? Dikutip dari Jawa Pos (27 Maret 2015), menurut Prof. Dr. Mangestuti Agil MS., Apt. Guru Besar ilmu botani farmasi dan farmakognosi Fakultas Farmasi Unair sekaligus dosen dari penulis itu menyatakan bahwa biji dan buah bintaro berbahaya, efek yang ditimbulkan dapat mengakibatkan kerusakan jantung bagi yang memakannya. Buah dan Biji bintaro mengandung golongan senyawa atau metabolit sekunder yang mampu mengakibatkan kerusakan jantung manusia. [caption id="" align="alignnone" width="720" caption="BUAH BINTARO- Buah dengan profil menarik seperti buah konsumtif ini ternyata beracun (Sumber: Dok. Pri)"][/caption] Mengingat efek yang beracun tersebut, hendaknya dilakukan sosialisasi bagi masyarakat Kota Surabaya agar waspada. Terutama bagi anak-anak yang rentan memakan sesuatu yang dianggap mereka menarik untuk dicoba. Hal itu beralasan, dikarenakan profil dari buah bintaro yang mirip dengan buah-buahan konsumtif lainnya seperti markisa, mangga ataupun apel. Sosialisasi dapat dilakukan melalui pemberitahuan kepada aparat RT (rukun tetangga) ataupun tokoh masyarakat. Bisa juga dilakukan pemasangan tanda peringatan di sekitar pohon Bintaro itu tumbuh. Sekian, semoga bermanfaat… Surabaya, 27 Maret 2015. Artikel terkait: pohon-bintaro-beracun-buahnya

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun