Mohon tunggu...
N Nie Wei
N Nie Wei Mohon Tunggu... -

menulis artikel pariwisata, budaya,ilmiah populer, di beberapa media , hobi fotografi, travelling dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

BELAJAR BERNYANYI DI GUNUNG IJEN

12 September 2012   16:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:33 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Salah satu mencapai suasana hati yang nyaman juga dengan meningkatkan kebugaran dan kesehatan tubuh dengan berolahraga. Aktivitas olahraga sangat diyakini akan mampu melepaskan ketegangan yang dirasakan tubuh dan memicu kinerja otak lebih baik. Kita merasakan, setelah berolah raga badan akan terasa lebih segar dan pikiran lebih jernih. Dengan  kondisi tubuh dan mental yang baik, kita lebih mampu (diharapkan) melihat masalah lebih rasional dan obyektif. Oleh sebab itu kemudian akan bisa mengembangkan pikiran-pikiran  positif yang praktis dan sistematis.

Alam dan warna (daun, bunga, batuan) mempunyai efek yang sangat signifikan bagi ketenangan suasana hati (yang sebenarnya datang dari otak yang kusut) dan kesehatan. Aroma terapi ini sekarang dibawa kedalam ruangan oleh para pengusaha spa dengan biaya tinggi. Mereka yang tidak punya waktu tapi mempunyai uang tebal mendatangi spa suatu hotel berbintang, sekaligus akomodasi dalam acara rekreasinya, dimana letak spa tersebut di pinggir pantai dengan ketinggian karang eksotik dan jauh dari padatnya wisatawan. Mereka melancarkan aliran darah tubuh dan kesemrawutan pikiran dengan massage/pijatan oleh profesional disertai ramuan beraroma bunga dan alam, disertai pemandangan alam langsung di obyeknya.

Kita tentu tidak perlu harus menunggu menjadi orang kaya lebih dahulu hanya untuk bisa bugar dan sehat, apalagi bermimpi perawatan ke spa dengan aroma terapi.

So, bagaimana untuk bisa bernyanyi, berolahraga, sekaligus belajar? Tentu saja sebelum uang menumpuk yang membuat segala hal gampang dan jabatan membatasi dengan tetek bengek protokoler.

Jawabannya? Mari menjelajah alam Indonesia yang menawan. Kita bisa naik gunung, ke pantai, menuruni lembah, menyusuri hutan atau apapun yang terdekat dengan lingkungan kita. Kami sekeluarga, sering  melakukan aktifitas  tiga hal diatas  (bernyanyi, berolahraga dan belajar) bersamaan  dan bersama-sama dalam suatu kegiatan rekreasi ke alam terbuka, pedesaan, pegunungan, maupun obyek wisata alam lainnya. Saya (sekarang ditiru anak ) kemana-mana membawa headset  karena memori HP penuh dengan lagu (dibanding foto nyeleneh) yang bisa kita nyanyikan dalam perjalanan.

Kebiasaan bernyanyi (kadang dicoba dilakukan di karaoke) juga membuat kami tidak mudah murung. Begitu ada yang dirasa tidak nyaman, kami pasti keluar rumah. Baiknya lagi, ketika ada keluarga sedang membuat acara syukuran dan tiba-tiba ada acara menyanyi segala, kami tidak kagok dan kikuk didepan umum. Lagu yang kita nyanyikan juga up to date. Bahkan ada yang heran, karena mereka pikir kami keluarga 'serius' yang tidak suka hal-hal sepele, hanya mengutamakan membaca buku. Sementara ada orang yang selalu pamer bagaimana dia ikut komunitas dansa dan nyanyi di sana sini, malah tidak tahu ada lagu terbaru dari grupband Gigi, misalnya. Sedangkan kami, lagu apa saja, bahkan COBOY Junior atau Cherrybelle semua disenandungkan dan didengar kapan saja dan dimana saja.

Tahu apa efek lainnya? Saya tidak lagi menderita vertigo parah yang dulu membuat saya keluar masuk rumah sakit lima  kali dan menguras habis uang serta menurunkan kualitas hidup saya karena tidak bisa bekerja, bergaul, bahkan membaca buku.

Kesehatan raga ternyata harus dipelihara simultan dengan kesehatan jiwa. Dalam kegiatan rekreasi yang memaksa menggerakkan anggota tubuh dengan aktif, termasuk sambil mendengarkan lagu dan bernyanyi, kami bisa belajar menyerap pengetahuan apa saja di depan mata lebih cepat. Anak saya sepanjang jalan selalu menanyakan apa saja yang dilihatnya. Dan saya (terpaksa) menyiapkan jawaban yang paling rasional dan (agak ilmiah) masuk akal yang bisa dicerna usia remajanya.

Yang mengagetkan, untuk urusan TI saya harus belajar pada anak saya karena (penyakit) vertigo membuat beberapa 'memori' saya lemah (susah mengingat apa yang pernah terjadi) dan dia betul-betul 'belajar sendiri'  (mungkin lewat sekolah atau teman). Dia mengajari membuat akun, E-mail dan bagaimana berinteraksi dalam pertemanan lewat Facebook. Suami saya yang mengajar di suatu PTN pun sering minta pendapatnya bila ingin melakukan sesuatu di dunia maya.

Jangan menunggu kaya untuk bisa menikmati hidup. Apa yang ada di sekeliling kita adalah anugerah tak ternilai yang diberikan Tuhan pada kita. Tergantung diri sendiri, mau merasakan dan bersyukur atau mencari-cari alasan terus hanya untuk memelihara kemalasan dan 'kebodohan' yang sengaja dilakukan. Bersyukur yang terbaik adalah memanfaatkan dan memelihara sebaik mungkin apa yang telah diberikan Yang Maha Kuasa dengan selalu mengarahkan kegiatan untuk hal-hal positif saja.

Mengenal alam lebih dekat bukan hanya menyehatkan secara jasmani dan rohani, juga menyadarkan kita betapa kecil kita bila kita berada di tengah alam. Kebiasaan buruk manusia yang mengekploitasi dan merusak alam sungguh tidak sebanding dengan apa yang alam berikan pada mahluk hidup di dunia ini dan bagamana sebenarnya manusia begitu labil dalam ketergantungannya pada keseimbangan ekosistim di alam. Semakin sedikit kegiatan kita dalam kehidupan alam yang positif, semakin rapuh pula kualitas hidup manusia di masa sekarang dan nanti. Kita sudah menikmati buah kerakusan kita terhadap alam: sulitnya air bersih dan keringnya lahan di saat kemarau serta banjir  dimusim hujan dan naiknya air laut karena suhu bumi terus meningkat. Di daratan mana anak cucu kita nanti tinggal??

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun