Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Tatkala Fajar Paskah Rekah, Diri Kita Tercurah Berkah

9 April 2023   11:05 Diperbarui: 9 April 2023   11:19 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock


MINGGU,9 APRIL 2023

TATKALA FAJAR PASKAH REKAH,DIRI KITA TERCURAH BERKAH

Oleh Weinata Sairin

"Ketika orang  kesayangan itu mati, seluruh umat manusia itu pun mati, seluruh makhluk sejenak terdiam dan kelabu.
Ufuk timur menggelap, badai terlepas dari sana menyapu daratan. Mata langit berkedipan, hujan tercurah dari saluran
membasuh darah yang mengucur dari tangan dan kaki-Nya. Aku juga mati. Tetapi dalam lembah kelupaan kudengar
suara-Nya berkata: 'Bapa, ampunilah mereka karena mereka tak tahu apa yang dilakukannya'. Kematian adalah kelahiran. Kematian Yesus melahirkan kehidupan-Nya." (Kahlil Gibran, "Yesus Sang Anak Manusia")

Kematian adalah sebuah tremendum, sesuatu yang rahasia dan misteri. Kehadirannya tak disukai, tak diperkenan oleh siapa pun
dan dari kalangan mana pun. Kedatangannya acap tak diduga, ia datang tanpa mengucap salam, tanpa mengetuk pintu. Ketegangan
dapat merasuki setiap orang tatkala menanti kedatangannya. Kematian, karena ia sesuatu yang misteri, tak bisa diprediksi, adalah juga sesuatu yang menakutkan. Itulah sebabnya, banyak orang berjuang untuk menghambat kedatangannya, menjegal kehadirannya. Hal yang cukup menarik adalah pandangan seorang Anand Krishna yang menyatakan bahwa "di antara banyak ketidakpastian dalam hidup ini, hanya kematian yang merupakan satusatunya kepastian". Anehnya, kata Anand Krishna, selama ini manusia hanya sibuk mengejar ketidakpastian dan tidak mempersiapkan diri untuk sesuatu yang sudah pasti. Krishna, melalui bukunya Kematian, mengkritik para praktisi keagamaan yang tidak mampu mempersiapkan umatnya dalam rangka menyongsong kematian. Mereka bahkan meneror dan mengintimidasi serta menakutnakuti umat dengan hukuman setelah kematian. 

Pada tanggal 7 April  2023 umat Kristen di seluruh dunia memperingati hari Jumat Agung, yaitu hari kematian Yesus Kristus. Walaupun telah bertahun-tahun telah diberi masukan kepada Pemerintah, agar dalam kalender nasional negeri ini disebutkan peringatan "Jumat Agung", tetap saja yang tercantum adalah "Wafat Isa Almasih". Namun, Jumat Agung tidak se lesai di situ. Jumat Agung dilanjutkan dengan hari Minggu, hari Dominggu, Hari Tuhan, The Day of The Lord, hari Paskah, Pesach, hari tatkala Yesus bangkit dari kematian. Umat Kristen menjadikan hari Minggu sebagai hari ibadah dalam persekutuan, karena pada hari Minggu
Yesus bangkit mengalahkan kuasa kematian! Kematian Yesus pada Jumat Agung bu kanlah kata terakhir, bukan titik, bukan selesai. Kekristenan tidak terpenjara pada kubur dan kematian, kekristenan adalah Hidup Baru, hidup yang menaklukkan kuasa dosa dan kematian.

Tanggal 9 April 2023, umat Kristen merayakan Paskah, hari kebangkitan Yesus dari kematian. Kematian Yesus adalah realitas dan fakta sejarah; kebangkitanNya juga adalah fakta yang tak terbantahkan. Paskah adalah inti dan dasar konstruksi kekristenan. Jika Kritus tidak dibangkitkan, siasialah kepercayaan kamu (1Kor. 15:14). Jika Kristus menyerah kalah kepada kematian dan tunduk pada kuasa dan "siksa kubur", ke kristenan hanyalah ilusi dan dongeng kosong belaka. Yesus bangkit dari kematian, Ia tak bisa ditundukkan oleh kuasa maut, bahkan kuasa apa pun. Kekristenan yang bersumber dari Yesus Kristus sejatinya adalah juga kekristenan yang mandiri, yang tidak tunduk pada kuasa-kuasa sekuler: kuasa politik (praktis), kuasa uang, kuasa birokratik, kuasa primordialistik, dan berbagai kuasa lainnya. Gereja dan kekristenan ha rus menampilkan diri sebagai lembaga yang mengayomi dan melindungi seluruh umat manusia, yang berjuang bagi pemajuan HAM, menjadi tempat berteduh bagi mereka yang mengalami kejahatan, kekerasan seksual, KDRT, perdagangan orang, yang concern bagi kesetaraan gender, yang memberi pertolongan bagi kaum disabilitas, yang menjadi rumah bagi mereka yang terusir dari dunianya oleh berbagai faktor. 

Ada power, ada exousia dalam kebangkitan Kristus. Gereja dan umat Kristen Indonesia harus menjadikan Paskah ini sebagai momentum untuk memperkukuh persekutuan internal, menuju penguatan kekristenan lintas denominasi dan lintas generasi, sehingga dengannya Gereja bisa memberi kontribusi proaktif di tengah ingar-bingarnya realitas politik menuju tahun 2024. Suara kenabian Gereja harus makin kuat dan kerap diperdengarkan agar para kandidat dan parpol benar-benar bertarung sehat dalam perspektif UU, moral, etik, dan spiritual. Umat Kristen yang merayakan Paskah harus Menjadi Hamba Kebenaran berarti menyatakan "ya" terhadap Yang Ya dan "tidak" terhadap yang tidak, tanpa takut dan malu. Kristus bangkit mengalahkan maut. Ia mengubah kita dari Hamba Dosa menjadi Hamba Kebenaran.

Mari menyuarakan kebenaran tanpa ragu di kekinian dunia. Paskah juga mencurahkan berkah bagi kita dan bangsa kita. Paskah kita rayakan ditengah Saudara-saudara Muslim yang sedang tekun menunaikan Ibadah Puasa Ramadan Keberbarengan hadirnya peristiwa keagamaan dalam NKRI yang majemuk seharusnya makin memperkuat relasi antar umat beragama dinegeri ini. Berita penyegelan gedung gereja atau pelarangan pembangunan gedung gereja yang berulang terjadi dari waktu ke waktu, semestinya takboleh terjadi dalam negeri yang berideologi Pancasila. 

Spirit Paskah harus makin membuat Gereja berani bersuara dan bertindak merespons kasus-kasus pelarangan ibadah Gereja atau pelarangan pembangunan gedung gereja, dengan hikmat Tuhan dan pendekatan pribadi yang elegan.

Selamat Merayakan Hari Minggu. 

God Bless!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun