Â
BANJIR-BANJIR
MEMBANJIRI RUANG
Oleh Weinata Sairin
hari-hari belakangan ini
kehidupan serasa makin sesak
muak
penuh isak
ada api membara membakar depo minyak
ada longsor yang menimbun puluhan jiwa
ada puluhan desa
terendam banjir
beberapa minggu
duka luka
menusuk sakit dan perih
terdampar di tubuh rapuh
kebakaran
longsor
banjir
kesemuanya
memakan korban taksedikit
bukan hanya korban jiwa
bangunan rumah dan bangunan untuk aktivitas publik
tetapi rasa cemas, waswas
takut, panik
dan traumatik
tertoreh dalam
sejarah kehidupan
yang takmudah
hilang
hidup manusia fana
memang takselalu
dibelai rasa aman dan nyaman
hidup seperti itu
bisa juga melumpuhkan kreativitas
mematikan
sikap inovatif
manusia acap hidup dalam terpaan angin puting beliung
turbulensi yang
mengguncang garang
realitas itu
melahirkan insan yang kreatif-dinamik
yang punya gagasan genuine dan brilian
yang bermakna
dalam merespons keganasan kehidupan
hidup didera derita duka luka
atau turbulensi
menjadikan insan
makin teguh beriman
khusuk berdoa
makin percaya
pada kuasa Sang Pencipta.
banjir-banjir
yang membanjiri ruang
adalah hikmah
adalah blessing in disguise
agar umat manusia benar-benar
tobat
berserah kepada Allah.
Jakarta, 9 Maret 2023/pk.14.55.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H