Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Malam Natal

24 Desember 2022   09:38 Diperbarui: 24 Desember 2022   09:51 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pdt Em Weinata Sairin | Private.doc

MALAM NATAL

malam natal tahun ini
berbeda dari tahun-tahun sebelumnya
jalan-jalan agak sepi
banyak orang takut keluar rumah
penipuan model baru banyak terjadi
melalui hp
dan menyedot
uang di m banking
yang tersisa
puluhan ribu
untuk bayar ojek
ke gereja
di hari natal
mang oha
penjual cireng dan cilok di depan toko roti
ternama
sejak solat asar
menutup lapaknya
karena sepi pembeli
konsumen berebut memesan roti bergengsi
dengan label
"happy holiday"
atau "merry christmas"

bu surti
pedagang warteg sari rasa
mengeluh
harga-harga merangkak naik
harga telur
terus melonjak
telur pecah yang harganya lebih murah
takbisa lagi diperoleh

di malam natal
gedung-gereja tetap saja penuh sesak
umat datang dengan prokes ketat
takpeduli endemi mau dicanangkan
gedung gereja di sterilkan
umat tidak membawa tas
petugas keamanan berjaga dipintu gerbang gereja
semoga takada lagi bom bunuh diri yang diledakkan di malam natal
atau ibadah natal yang dihentikan oleh
oknum pejabat
atau aktivis ormas
natal menimbulkan resistensi sejak awal mula
karena manusia
enggan menerima yang baru
merasa lebih asyik di zona nyaman
dalam genggaman establishment
andai dulu raja herodes yang jahat
berhasil melakukan genocide total
dan sukses membunuh bayi Yesus
maka dunia akan lebih buruk dan buas
dari pada yang kita alami sekarang
untunglah para majus tidak kembali pulang dengan jalan biasa yang berada dalam jaringan intel Herodes
mereka memilih mencari jalan lain

malam natal
adalah juga sebuah malam perenungan
malam refleksi
dan kontemplasi:
benarkah kita telah menjadi pengikut Yesus sejati
yang ikhlas mengalami derita sengsara
karena namaNya
ataukah kita masih tetap menjadi manusia yang ambivalen dan paradoks
yang tempo-tempo saja menjadi pengikut Yesus
tatkala kita tengah menikmati
kesenangan duniawi
yang beraroma sekuler berlumur aib?
maka malam natal
sejatinya ada tekad untuk
melakukan metanoia
tobat yang kafah
agar hidup menjadi lebih indah
penuh gairah.

Jakarta, 4 Desember 2022/pk.2.32
Weinata Sairin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun