Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hidup Mengunyah Cemas dan Waswas

26 September 2022   11:34 Diperbarui: 26 September 2022   11:35 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

HIDUP MENGUNYAH CEMAS DAN WASWAS

hidup di zaman ini
hanya mengunyah cemas dan waswas
hidup dikejar rasa kuatir dan takut
kita mengunyah
atau mengulumnya setiap hari
persis seperti
anak-anak milenial
mengulum permen kopiko
atau relaxa
dilayar televisi
dengan berjoget ria seolah hidup ini tiada masalah

hidup di zaman ini
hanya mengunyah cemas dan waswas
nyaris setiap saat
banyak sohibku
mengirim kisah-kisah penuhkeluh
lewat medsos
hati pedih teriris
membacanya

gaji hanya cukup
tiga minggu
untuk biaya hidup satu anak
tiap hari hidup berzoom yang menguras pulsa
ada sohib lansia hidup terdampar
dalam mimpi-mimpi
masalampau
sementara uang pensiun macet
tiga tahun
dilibas koruptor
harga sembako
makin melangit
minyak goreng
pertalite
sulit dan mahal
para tokoh
dan anggota parlemen sibuk diskusi
mengganti kompor gas
dengan kompor listrikp

dalam obrolan warung kopi
banyak rakyat jelata
yang ngobrol kasus durentiga
yang begitu lama belum juga rampung
tentang para petinggi daerah
yang menjadi koruptor
tentang praktek-praktek hukum
yang cenderung diskriminatif
yang mencederai rasa keadilan masyarakat

hidup dizaman ini
hanya mengunyah cemas dan waswas
mulut terasa pahit
hidup juga pahit
Tuhan,
dekap kami anak-anakMu
dalam hangat kasihMu
kami rindu
hidup damai
bahagia
hidup yang manis
bersamaMu.

Jakarta, 26 September 2022/pk.9. 47
Weinata Sairin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun