Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hidup yang Tidak Pernah Mati

3 September 2022   17:36 Diperbarui: 3 September 2022   17:55 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

HIDUP YANG TAKPERNAH MATI

ada beberapa sohib yang ingin tetap hidup di dunia fana
apapun kondisi dan realitasnya
biar sulit dan miskin sekalipun
hidup di dunia sudah jelas juntrungannya
hidup pasca
alam barzach
serba takjelas
kata sang sohib
tagline mereka adalah hidup yang takpernah mati

menjelang 2024
kata sohibku itu
mendapatkan fulus jauh lebih mudah
tanpa susah payah
atau melakukan judi on line
korupsi
mark up proyek
menimbun mi yak goreng
ratusan juta sudah ditangan
asal mau jadi jubir dan tim sukses kandidat

sejatinya kita umat beriman
takusah takut direnggut maut
kefanaan selalu akan berujung pada kematian
takada pilihan lain
kita mesti maju takgentar
menghadapi kematian
takusah berpikir
tentang pertanyaan di alam kubur
tentang alam barzach
tentang purgotario
tentang hidup sesudah mati
dan lain sebagainya

manusia fana tetap akan mengalami kematian
dan itu sesuatu yang takpernah bisa dibantah atau diubah

semua mereka
yang telah dijemput maut
dan pulang ke keabadian
sebenarnya tetap hidup
dan tetap tertoreh dalam memori kolektif warga bangsa
bahkan warga dunia
para negarawan
pahlawan bangsa
filsuf
politisi
novelis
komponis
peraih hadiah nobel
bintang film
dan banyak lagi

mikhael gorbachev pemimpin uni soviet
yang belum lama meninggal
tetap hidup dalam memori warga dunia
karena berhasil
mengakhiri perang dingin dengan damai
seseorang yang telah menorehkan karya dalam hidupnya
ia akan tetap hidup
dan hidup takpernah mati

kita bersyukur kepada Tuhan
atas rahmat dan karuniaNya
yang telah menghadirkan kita dan mengutus kita
merajutkarya prima bagi sesama di dunia fana
kita akan terus hidup dan takpernah mati
jika kita tekun dan setia
mengukir karya terbaik dalam hidup kita bagi kemaslahatan publik

hidup manusia takpernah mati
hidup manusia abadi
andai hidupnya dipenuhi karya terpuji bagi Tuhan dan bagi manusia.

Jakarta, 2 September 2022/pk.7.00
Weinata Sairin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun