BERJALAN DI JALAN LURUS
berjalan di jalan lurus tidak selalu mudah dan sederhana
dibutuhkan nawaitu
hati yang lurus
pandangan yang lurus
mindset terfokus
daya juang dan tekad kuat
untuk melaju
tanpa skeptis
jalan lurus di jalan tol
memerlukan seni dan sikap psikologis yang
penuh kehati-hatian
tingkat kecepatan
mesti diatur dengan baik
sesuai dengan peraturan yang ada
kita juga mesti paham wilayah mana dan kilometer berapa
kita perlu ekstra hati-hati
karena di daerah itu berulang terjadi
kecelakaan maut
jika kelelahan terasa mendera
kita harus segera masuk rest area
yang tersedia di beberapa ruas jalan
nyeruput starbuck
dan atau menikmati bandrek dan kacang kedelai rebus
sepuluh hingga lima belas menit kemudian
kita bisa kembali
memulai lagi perjalanan
kita acap jenuh
berjalan di jalan lurus
karena sepi
monoton
tiada panorama yang menarik
dan mempesona
kanan kiri jalan
hanya dinikmati
pohon yang meranggas
atau tempat-tempat
pemakaman berharga mahal
yang bisa memuaskan para pengguna
tatkala kita umat beriman nenjalankan ajaran agama
taat,telaten  konsisten dan kafah
sejatinya kita tengah berjalan
di jalan lurus
kita mesti
hidup kudus
menjauhi hasrat mudarat kedagingan atau
menggemari sarkos
m
tidak tegiur pada  harta dunia yang memicu niat korupsi
tidak melakukan kekerasan dalam bentuk apapun
mengharamkan penipuan, pembohongan publik
mewujudkan moral etik spiritual yang standar
yang diajarkan agama-agama,
kearifan lokal
kita hidupi dan susuri jalan lurus
jangan menengok kanan kiri
jangan menengok kebelakang
tataplah kedepan
dengan hikmat dan rahmat Tuhan
kita yakin
kita bisa tiba
diujung perjalanan
di terminal penghabisan.
Jakarta, 1 September 2022/pk.4.04
Weinata Sairin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H