Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Berjalan di Jalan Lurus

1 September 2022   19:17 Diperbarui: 1 September 2022   19:35 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BERJALAN DI JALAN LURUS

berjalan di jalan lurus tidak selalu mudah dan sederhana
dibutuhkan nawaitu
hati yang lurus
pandangan yang lurus
mindset terfokus
daya juang dan tekad kuat
untuk melaju
tanpa skeptis

jalan lurus di jalan tol
memerlukan seni dan sikap psikologis yang
penuh kehati-hatian
tingkat kecepatan
mesti diatur dengan baik
sesuai dengan peraturan yang ada
kita juga mesti paham wilayah mana dan kilometer berapa
kita perlu ekstra hati-hati
karena di daerah itu berulang terjadi
kecelakaan maut
jika kelelahan terasa mendera
kita harus segera masuk rest area
yang tersedia di beberapa ruas jalan
nyeruput starbuck
dan atau menikmati bandrek dan kacang kedelai rebus
sepuluh hingga lima belas menit kemudian
kita bisa kembali
memulai lagi perjalanan
kita acap jenuh
berjalan di jalan lurus
karena sepi
monoton
tiada panorama yang menarik
dan mempesona
kanan kiri jalan
hanya dinikmati
pohon yang meranggas
atau tempat-tempat
pemakaman berharga mahal
yang bisa memuaskan para pengguna

tatkala kita umat beriman nenjalankan ajaran agama
taat,telaten  konsisten dan kafah
sejatinya kita tengah berjalan
di jalan lurus
kita mesti
hidup kudus
menjauhi hasrat mudarat kedagingan atau
menggemari sarkos
m
tidak tegiur pada  harta dunia yang memicu niat korupsi
tidak melakukan kekerasan dalam bentuk apapun
mengharamkan penipuan, pembohongan publik
mewujudkan moral etik spiritual yang standar
yang diajarkan agama-agama,
kearifan lokal

kita hidupi dan susuri jalan lurus
jangan menengok kanan kiri
jangan menengok kebelakang
tataplah kedepan
dengan hikmat dan rahmat Tuhan
kita yakin
kita bisa tiba
diujung perjalanan
di terminal penghabisan.

Jakarta, 1 September 2022/pk.4.04
Weinata Sairin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun